
Harga Karet Anjlok, Ini Cara Pemerintah Naikkan Harga
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
07 January 2019 15:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana memanfaatkan karet untuk diolah sebagai bahan campuran aspal guna meningkatkan penggunaan komoditas ini secara nasional sehingga bisa mengerek harga.
Pemanfaatan karet untuk aspal ini menjadi salah satunya pembahasan rapat Kemenko Perekonomian bersama dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada Senin (7/2/2019).
Plt Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan rapat tersebut memang belum menghasilkan keputusan pasti. Meski demikian, pihaknya sudah mendapat mandat untuk menyiapkan peralatan pengolahan karet untuk dicampur menjadi aspal.
"Kami kan kebagian untuk menyiapkan peralatan, untuk mengolah dari karet menjadi siap digunakan dicampurkan dengan aspal. Ya ini kami lagi siapkan," katanya usai ditemui rapat, di Jakarta, Senin (7/2/2019).
Menurut dia, ada tiga alternatif teknologi yang dapat digunakan yakni latex, masterbatch, dan skat. Langkah ini diharapkan dapat mendongkrak daya serap komoditas karet nasional.
"Pasti kalau dihitung, di perindustrian itu hitungnya berapa aspal yang dipakai sekarang. Karet yang bisa ditambahkan itu 7-8% [dari total kebutuhan bahan baku aspal]," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setyadi yang juga mengikuti rapat tersebut, juga mendapat tugas menghitung potensi penggunaan karet untuk bidang transportasi. Langkah ini diharapkan dapat menaikkan harga karet.
"Kami akan angkat harga karet naik terutama di beberapa sentra karet di Sumatera Selatan, Jambi dan Kalimantan. Kami dorong karet untuk campuran aspal. Tadi Kementerian PUPR [Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat] sudah siapkan anggaran menyerap karet, cuma sedang disusun proses bisnis seperti apa nanti masuk ke gudang nanti pembeliannya seperti apa."
Pemerintah juga sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 20 miliar untuk membeli karet sebagai campuran aspal. Anggaran tersebut dialokasikan melalui Kementerian PUPR, diprioritaskan bagi revitalisasi aspal jalan negara di Sumatera Selatan, Lampung, Jambi dan Medan.
Jalan yang akan menggunakan aspal karet diprediksi sepanjang 93,66 kilometer dengan jumlah kebutuhan karet 2.542 ton. "Itu masuk [Kementerian] PUPR, tapi saya juga diminta dari sektor transportasi apa saja, juga untuk bantalan kereta," pungkasnya.
Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) harga karet sepanjang tahun lalu mengalami penurunan signifikan. Ketua Gapkindo Moenardji Soedargo mengatakan harga karet pada November 2018 berfluktuasi di kisaran US$ 1.250-1.300 /ton. Padahal, biasanya harga ideal ada di level US$ 1.800 /ton.
(tas) Next Article RI Atur Kuota Ekspor Karet, Bagaimana Thailand & Malaysia?
Pemanfaatan karet untuk aspal ini menjadi salah satunya pembahasan rapat Kemenko Perekonomian bersama dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada Senin (7/2/2019).
Plt Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan rapat tersebut memang belum menghasilkan keputusan pasti. Meski demikian, pihaknya sudah mendapat mandat untuk menyiapkan peralatan pengolahan karet untuk dicampur menjadi aspal.
Menurut dia, ada tiga alternatif teknologi yang dapat digunakan yakni latex, masterbatch, dan skat. Langkah ini diharapkan dapat mendongkrak daya serap komoditas karet nasional.
"Pasti kalau dihitung, di perindustrian itu hitungnya berapa aspal yang dipakai sekarang. Karet yang bisa ditambahkan itu 7-8% [dari total kebutuhan bahan baku aspal]," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setyadi yang juga mengikuti rapat tersebut, juga mendapat tugas menghitung potensi penggunaan karet untuk bidang transportasi. Langkah ini diharapkan dapat menaikkan harga karet.
"Kami akan angkat harga karet naik terutama di beberapa sentra karet di Sumatera Selatan, Jambi dan Kalimantan. Kami dorong karet untuk campuran aspal. Tadi Kementerian PUPR [Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat] sudah siapkan anggaran menyerap karet, cuma sedang disusun proses bisnis seperti apa nanti masuk ke gudang nanti pembeliannya seperti apa."
Pemerintah juga sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 20 miliar untuk membeli karet sebagai campuran aspal. Anggaran tersebut dialokasikan melalui Kementerian PUPR, diprioritaskan bagi revitalisasi aspal jalan negara di Sumatera Selatan, Lampung, Jambi dan Medan.
Jalan yang akan menggunakan aspal karet diprediksi sepanjang 93,66 kilometer dengan jumlah kebutuhan karet 2.542 ton. "Itu masuk [Kementerian] PUPR, tapi saya juga diminta dari sektor transportasi apa saja, juga untuk bantalan kereta," pungkasnya.
Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) harga karet sepanjang tahun lalu mengalami penurunan signifikan. Ketua Gapkindo Moenardji Soedargo mengatakan harga karet pada November 2018 berfluktuasi di kisaran US$ 1.250-1.300 /ton. Padahal, biasanya harga ideal ada di level US$ 1.800 /ton.
(tas) Next Article RI Atur Kuota Ekspor Karet, Bagaimana Thailand & Malaysia?
Most Popular