
Menakar Potensi Penurunan Suku Bunga The Fed
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
06 January 2019 19:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasak-kusuk mengenai kemungkinan penurunan bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve secara tiba-tiba ramai diperbincangkan para pelaku pasar.
Ini dipicu oleh pergerakan imbal hasil atau yield obligasi Amerika Serikat (AS) bertenor dua tahun yang jatuh ke bawah 2,4%, Kamis (3/1/2019) sore waktu setempat. Ini adalah kali pertama yield obligasi tersebut mencapai keseimbangan dengan suku bunga efektif bank sentral sejak 2008.
Pergerakan pasar obligasi itu mengindikasikan bahwa para investor yakin The Fed tidak akan mampu melanjutkan langkah pengetatan kebijakan moneter sebagaimana yang digambarkan dalam proyeksi bank sentral bulan lalu, dilansir dari Reuters.
Meski demikian, masih ada segelintir analis yang menganggap bahwa The Fed akan tetap menaikkan bunga acuan, terlebih dari kondisi perekonomian AS yang masih perlu untuk direm agar tidak kepanasan atau overheating.
"The Fed akan tetap menaikkan bunga satu kali tahun ini, maksimal dua kali," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada CNBC Indonesia, Minggu (6/1/2018).
Sejak akhir 2015 sampai saat ini, The Fed telah mengerek bunga acuan sebanyak 225 basis poin dalam sembilan kali kenaikan. Namun, peningkatan bunga acuan dianggap belum memengaruhi kondisi perekonomian negeri Paman Sam secara keseluruhan.
"Memang sudah ada indikasi awal [bahwa The Fed akan memangkas bunga]. Tapi pendapatan masyarakat di AS masih tumbuh signifikan. Belum ada indikasi kenaikan bunga menekan revenue masyarakat, terutama inflasi masih stabil 2%," jelas Josua.
Sementara di 2020, Jerome Powell cs diramalkan akan lebih berhati-hati menerapkan arah kebijakan moneternya.
"Bisa saja ada another hike di 2020, kecuali inflasinya sedikit bermasalah, earning turun signifikan. Tapi untuk tahun ini, naik satu kali, maksimal dua, tahun depan akan ditahan," tegasnya.
Sebagai informasi, harga kontrak berjangka (futures) fed funds rate dari CME FedWatch menunjukkan bahwa probabilitas penurunan suku bunga bank sentral terus naik apabila dibandingkan bulan lalu.
Pada Kamis, kemungkinan suku bunga The Fed berada di kisaran 2%-2,25% atau lebih rendah 25 basis poin dari bunga acuan saat ini tercatat sebesar 36,1%. Angka ini melesat naik dari 7,6% pada pekan lalu dan 4,1% di 4 Desember.
Probabilitas tersebut turun sedikit hari Jumat menjadi 34,5%.
Sementara itu, probabilitas The Fed akan menahan bunga acuannya tahun ini mencapai 55% pada hari Jumat, naik dari 50,7% di hari Kamis, namun turun 79,3% dibandingkan pada pekan lalu.
(prm) Next Article Jerome Powell, Kesabaran The Fed, & Semringahnya Wall Street
Ini dipicu oleh pergerakan imbal hasil atau yield obligasi Amerika Serikat (AS) bertenor dua tahun yang jatuh ke bawah 2,4%, Kamis (3/1/2019) sore waktu setempat. Ini adalah kali pertama yield obligasi tersebut mencapai keseimbangan dengan suku bunga efektif bank sentral sejak 2008.
Pergerakan pasar obligasi itu mengindikasikan bahwa para investor yakin The Fed tidak akan mampu melanjutkan langkah pengetatan kebijakan moneter sebagaimana yang digambarkan dalam proyeksi bank sentral bulan lalu, dilansir dari Reuters.
"The Fed akan tetap menaikkan bunga satu kali tahun ini, maksimal dua kali," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada CNBC Indonesia, Minggu (6/1/2018).
![]() |
Sejak akhir 2015 sampai saat ini, The Fed telah mengerek bunga acuan sebanyak 225 basis poin dalam sembilan kali kenaikan. Namun, peningkatan bunga acuan dianggap belum memengaruhi kondisi perekonomian negeri Paman Sam secara keseluruhan.
"Memang sudah ada indikasi awal [bahwa The Fed akan memangkas bunga]. Tapi pendapatan masyarakat di AS masih tumbuh signifikan. Belum ada indikasi kenaikan bunga menekan revenue masyarakat, terutama inflasi masih stabil 2%," jelas Josua.
Sementara di 2020, Jerome Powell cs diramalkan akan lebih berhati-hati menerapkan arah kebijakan moneternya.
"Bisa saja ada another hike di 2020, kecuali inflasinya sedikit bermasalah, earning turun signifikan. Tapi untuk tahun ini, naik satu kali, maksimal dua, tahun depan akan ditahan," tegasnya.
Sebagai informasi, harga kontrak berjangka (futures) fed funds rate dari CME FedWatch menunjukkan bahwa probabilitas penurunan suku bunga bank sentral terus naik apabila dibandingkan bulan lalu.
Pada Kamis, kemungkinan suku bunga The Fed berada di kisaran 2%-2,25% atau lebih rendah 25 basis poin dari bunga acuan saat ini tercatat sebesar 36,1%. Angka ini melesat naik dari 7,6% pada pekan lalu dan 4,1% di 4 Desember.
Probabilitas tersebut turun sedikit hari Jumat menjadi 34,5%.
Sementara itu, probabilitas The Fed akan menahan bunga acuannya tahun ini mencapai 55% pada hari Jumat, naik dari 50,7% di hari Kamis, namun turun 79,3% dibandingkan pada pekan lalu.
(prm) Next Article Jerome Powell, Kesabaran The Fed, & Semringahnya Wall Street
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular