
APBN 2018 Positif, Sri Mulyani Pede Hadapi 2019
Iswari Anggit, CNBC Indonesia
03 January 2019 09:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan optimistis memasuki tahun 2019 ini seiring dengan positifnya realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.
Dalam siaran pers Kamis (3/01/2019), Menteri Keuangan Sri Mulyani menjabarkan capaian Kementerian Keuangan dalam kinerja APBN.Pertama, realisasi pertumbuhan ekonomi tahun 2018 mencapai 5,15%. Angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi tahun 2017 yang hanya 5,07%.
Tak hanya itu, realisasi pendapatan negara mencapai Rp 1.942,3 triliun, melebihi target APBN dan menunjukkan bahwa pemerintah optimal dalam mengelola anggaran. Sebaliknya, realisasi defisit APBN 2018 juga sangat rendah, bahkan di bawah target 2,19%, dengan catatan deficithanya 1,76% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Dari sisi inflasi, Menkeu yang baru dianugerahi gelar Finance Minister of the Year 2019 Global and Asia Pacific dari majalah keuangan The Banker ini menegaskan pemerintah berjuang menstabilkan inflasi di tengah ketidakpastian ekonomi global. Tekanan global itu mulai dari kebijakan moneter bank sentral AS, The Fed, perang dagang, hingga Brexit. Upaya tersebut cukup mampu menstabilkan inflasi 2018 yakni 3,13%.
Dari sisi nilai tukar rupiah, rata-ratanya tahun lalu di level Rp 14.427 per dolar AS, terdepresiasi 6,9% dari posisi akhir tahun 2017.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa penyerapan APBN 2018 optimal karena mencapai 99,2%. Hal ini termasuk penambahan anggaran bencana, bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH), dan lainnya dalam belanja non-kementerian dan lembaga (K/L) yang mencapai Rp 608,2 triliun.Angka kemiskinan dan pengangguran tahun 2018 juga diklaim masing-masing turun 9,82% dan 5,34%.
(tas) Next Article Saat Sri Mulyani Bandingkan APBN Era Soekarno & Soeharto
Dalam siaran pers Kamis (3/01/2019), Menteri Keuangan Sri Mulyani menjabarkan capaian Kementerian Keuangan dalam kinerja APBN.Pertama, realisasi pertumbuhan ekonomi tahun 2018 mencapai 5,15%. Angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi tahun 2017 yang hanya 5,07%.
Tak hanya itu, realisasi pendapatan negara mencapai Rp 1.942,3 triliun, melebihi target APBN dan menunjukkan bahwa pemerintah optimal dalam mengelola anggaran. Sebaliknya, realisasi defisit APBN 2018 juga sangat rendah, bahkan di bawah target 2,19%, dengan catatan deficithanya 1,76% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Dari sisi nilai tukar rupiah, rata-ratanya tahun lalu di level Rp 14.427 per dolar AS, terdepresiasi 6,9% dari posisi akhir tahun 2017.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa penyerapan APBN 2018 optimal karena mencapai 99,2%. Hal ini termasuk penambahan anggaran bencana, bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH), dan lainnya dalam belanja non-kementerian dan lembaga (K/L) yang mencapai Rp 608,2 triliun.Angka kemiskinan dan pengangguran tahun 2018 juga diklaim masing-masing turun 9,82% dan 5,34%.
(tas) Next Article Saat Sri Mulyani Bandingkan APBN Era Soekarno & Soeharto
Most Popular