
Psst.. Ada Bocoran Arah Kebijakan BI di 2019, Ini Dia!
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
02 January 2019 14:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menegaskan arah kebijakan moneter bank sentral pada tahun ini akan tetap fokus pada stabilitas. Meski begitu, BI tak akan mengabaikan instrumen untuk mendorong perekonomian.
Hal tersebut dikemukakan Gubernur BI Perry Warjiyo usai menggelar silaturrahim bersama para pelaku ekonomi di kompleks bank sentral, Rabu (2/1/2019). Tahun ini, stance pro stability dan pro pertumbuhan akan tetap dijalankan.
"Arah kebijakan BI, kami akan prioritaskan kebijakan moneter yang pro stability dengan inflasi yang terkendali dan rupiah yang stabil, dengan kebijakan pre emptive dan ahead the curve," kata Perry.
Bank sentral cukup optimistis, tekanan global pada tahun ini sedikit mereda. Namun, bukan berarti BI akan diam begitu saja, lantaran masih ada beberapa perkembangan global yang saat ini tengah diamati.
Terutama, dari perkembangan perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, setelah dalam beberapa bulan terakhir berseteru. Kabar baik dari pembicaraan kedua negara itu menjadi yang paling dinantikan para investor.
Perry mengakui, Indonesia masih membutuhkan stabilitas di tengah dinamika ekonomi global. Namun, bank sentral masih memiliki berbagai instrumen untuk membantu meningkatkan perekonomian.
"Dari sisi makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar keuangan, dan ekonomi dan keuangan syariah, kami akan tempuh kebijakan akomodatif untuk mendorong ekonomi," kata Perry.
(dru) Next Article BI Pertahankan Bunga Acuan 5%, Kebijakan Moneter: Akomodatif!
Hal tersebut dikemukakan Gubernur BI Perry Warjiyo usai menggelar silaturrahim bersama para pelaku ekonomi di kompleks bank sentral, Rabu (2/1/2019). Tahun ini, stance pro stability dan pro pertumbuhan akan tetap dijalankan.
"Arah kebijakan BI, kami akan prioritaskan kebijakan moneter yang pro stability dengan inflasi yang terkendali dan rupiah yang stabil, dengan kebijakan pre emptive dan ahead the curve," kata Perry.
![]() |
Terutama, dari perkembangan perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, setelah dalam beberapa bulan terakhir berseteru. Kabar baik dari pembicaraan kedua negara itu menjadi yang paling dinantikan para investor.
Perry mengakui, Indonesia masih membutuhkan stabilitas di tengah dinamika ekonomi global. Namun, bank sentral masih memiliki berbagai instrumen untuk membantu meningkatkan perekonomian.
"Dari sisi makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar keuangan, dan ekonomi dan keuangan syariah, kami akan tempuh kebijakan akomodatif untuk mendorong ekonomi," kata Perry.
"Moneter tetap pro stability, makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar keuangan, serta ekonomi dan keuangan syariah pro growth," tegas mantan Deputi Gubernur BI itu.
(dru) Next Article BI Pertahankan Bunga Acuan 5%, Kebijakan Moneter: Akomodatif!
Most Popular