Investor Mulai Ambil Risiko, IHSG Dekati Level 6.200

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 December 2018 13:02
Kinerja Rupiah Juga Picu Aksi Jual Investor Asing
Foto: Seorang karyawan menghitung uang kertas Rupiah di kantor penukaran mata uang di Jakarta, Indonesia 23 Oktober 2018. Gambar diambil 23 Oktober 2018. REUTERS / Beawiharta
Selain karena ekspektasi bahwa penguatan Wall Street tak akan berlangsung lama, kinerja rupiah yang mengecewakan juga membuat investor asing meninggalkan pasar saham tanah air.

Pada pembukaan perdagangan di pasar spot, rupiah menguat 0,14% ke level Rp 14.550/dolar AS. Namun seiring berjalannya waktu, penguatan rupiah terpangkas habis, sebelum akhirnya diperdagangkan di zona depresiasi.

Hingga siang hari, rupiah melemah 0,03% melawan dolar AS ke level Rp 14.575/dolar AS.

Rupiah dipukul mundur oleh harga minyak mentah dunia yang berhasil membalikkan keadaan. Pada sekitar pembukaan perdagangan rupiah di pasar spot, harga minyak WTI terkoreksi 0,82%, sementara brent melemah 0,81%.

Namun kini, harga minyak WTI naik 0,06%, sementara brent menguat 0,22%.

Lantas, harga minyak mentah masih relatif perkasa pasca kemarin sudah membukukan penguatan yang luar biasa tinggi. Pada penutupan perdagangan kemarin, harga minyak WTI kontrak pengiriman Februari 2019 meroket 7,12% ke level US$ 45,56/barel, sementara minyak brent kontrak pengiriman Februari 2019 melejit 6,99% ke level US$ 54/barel.

Perkasanya harga minyak mentah tentu menjadi kabar buruk bagi rupiah, lantaran bisa memperparah defisit perdagangan minyak dan gas (migas) yang pada akhirnya akan membuat defisit neraca berjalan (Current Account Deficit/CAD) kian lebar.

Sebagai informasi, pada kuartal-III 2018 CAD mencapai 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB), terdalam sejak kuartal II-2014, seiring dengan besarnya defisit perdagangan migas.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ank/prm)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular