Digerogoti Harga Minyak, Penguatan Rupiah Terpangkas Habis

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 December 2018 10:32
Digerogoti Harga Minyak, Penguatan Rupiah Terpangkas Habis
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sempat menunjukkan performa yang menggembirakan pada hari ini. Pada pembukaan perdagangan di pasar spot, rupiah menguat 0,14% ke level Rp 14.550/dolar AS.

Namun pada pukul 10:23 WIB, penguatan rupiah justru terpangkas habis. Rupiah diperdagangkan di level Rp 14.570/dolar AS, sama dengan posisi penutupan perdagangan kemarin (26/12/2018).

Rupiah stagnan kala beberapa mata uang negara tetangga mampu membukukan apresiasi melawan dolar AS: peso menguat 0,36%, yen menguat 0,3%, won menguat 0,23%, dan dolar Taiwan menguat 0,02%.

Dolar AS memang sedang berada dalam posisi yang lesu, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang terkoreksi sebesar 0,18%.

Dolar AS dipukul mundur seiring dengan tingginya minat investor untuk masuk ke pasar saham Benua Kuning. Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei naik 3,74%, indeks Shanghai naik 0,67%, indeks Hang Seng naik 0,64%, indeks Strait Times naik 1,89%, dan indeks Kospi naik 0,28%.

Angin segar dari Wall Street berhasil mendongkrak kinerja bursa saham Benua Kuning. Pada dini hari tadi, indeks Dow Jones ditutup melesat 4,98%, indeks S&P 500 melambung 4,95%, dan indeks Nasdaq terdongkrak 5,84%. Wall Street berhasil bangkit pasca terkoreksi selama 4 hari beruntun.

Selain itu, rilis data ekonomi yang mengecewakan juga membebani dolar AS. Kemarin, Richmond Manufacturing Index periode Desember diumumkan sebesar -8, jauh di bawah konsensus yang sebesar 16, seperti dilansir dari Forex Factory.

Data ini menunjukkan tingkat aktivitas manufaktur di wilayah Richmond. Angka di bawah 0 menunjukkan bahwa kondisinya memburuk dibandingkan periode sebelumnya.

Rilis data tersebut lantas kian mengonfirmasi bahwa perekonomian AS masih berada dakam tren perlambatan. Akibatnya, terdapat keraguan bahwa The Federal Reserve akan mengeksekusi rencanannya untuk mengerek suku bunga acuan sebanyak 2 kali pada tahun depan.


Penguatan rupiah terpangkas habis oleh harga minyak mentah dunia yang sedikit lagi akan membalikkan keadaan. Pada sekitar pembukaan perdagangan rupiah di pasar spot, harga minyak WTI terkoreksi 0,82%, sementara brent melemah 0,81%.

Namun kini, harga minyak WTI hanya terkoreksi 0,2%, sementara brent melemah tipis 0,04%.

Lantas, harga minyak mentah masih relatif perkasa pasca kemarin membukukan penguatan yang luar biasa tinggi. Pada penutupan perdagangan kemarin, harga minyak WTI kontrak pengiriman Februari 2019 meroket 7,12% ke level US$ 45,56/barel, sementara minyak brent kontrak pengiriman Februari 2019 melejit 6,99% ke level US$ 54/barel.

Perkasanya harga minyak mentah tentu menjadi kabar buruk bagi rupiah, lantaran bisa memperparah defisit perdagangan minyak dan gas (migas) yang pada akhirnya akan membuat defisit neraca berjalan (Current Account Deficit/CAD) kian lebar.

Sebagai informasi, pada kuartal-III 2018 CAD mencapai 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB), terdalam sejak kuartal II-2014, seiring dengan besarnya defisit perdagangan migas.

TIM RISET CNBC INDONESIA



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular