
Angin Segar dari Wall Street Bawa Bursa Saham Asia Menguat
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 December 2018 09:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia kompak dibuka di zona hijau: indeks Nikkei naik 1,96%, indeks Shanghai naik 1,18%, indeks Hang Seng naik 0,65%, indeks Strait Times naik 1,47%, dan indeks Kospi naik 0,2%.
Angin segar dari Wall Street berhasil mendongkrak kinerja bursa saham Benua Kuning. Pada dini hari tadi, indeks Dow Jones ditutup melesat 4,98%, indeks S&P 500 melambung 4,95%, dan indeks Nasdaq terdongkrak 5,84%. Wall Street berhasil bangkit pasca terkoreksi selama 4 hari beruntun.
Saham-saham peritel gencar diburu investor seiring dengan musim liburan yang diharapkan akan mendongkrak penjualan secara signifikan. Saham-saham peritel yang diburu investor diantaranya: Walmart (5,03%), Target (5,54%), Amazon (9,45%), dan Alibaba (4,08%).
Dari kawasan regional, sejatinya situasi kurang mendukung untuk melakukan aksi beli di pasar saham. Pada pagi hari ini, laba bersih dari perusahaan-perusahaan industri di China diumumkan tumbuh sebesar 11,8% YoY hingga bulan November, melambat dari capaian hingga bulan Oktober yang sebesar 13,6% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics.
Kemudian, risiko perlambatan ekonomi AS juga masih menghantui jalannya perdagangan. Kemarin, (26/12/2018), Richmond Manufacturing Index periode Desember diumumkan sebesar -8, jauh di bawah konsensus yang sebesar 16, seperti dilansir dari Forex Factory.
Data ini menunjukkan tingkat aktivitas manufaktur di wilayah Richmond. Angka di bawah 0 menunjukkan bahwa kondisinya memburuk dibandingkan periode sebelumnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Bursa Saham Asia Berguguran, Hanya IHSG yang Hijau!
Angin segar dari Wall Street berhasil mendongkrak kinerja bursa saham Benua Kuning. Pada dini hari tadi, indeks Dow Jones ditutup melesat 4,98%, indeks S&P 500 melambung 4,95%, dan indeks Nasdaq terdongkrak 5,84%. Wall Street berhasil bangkit pasca terkoreksi selama 4 hari beruntun.
Kemudian, risiko perlambatan ekonomi AS juga masih menghantui jalannya perdagangan. Kemarin, (26/12/2018), Richmond Manufacturing Index periode Desember diumumkan sebesar -8, jauh di bawah konsensus yang sebesar 16, seperti dilansir dari Forex Factory.
Data ini menunjukkan tingkat aktivitas manufaktur di wilayah Richmond. Angka di bawah 0 menunjukkan bahwa kondisinya memburuk dibandingkan periode sebelumnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Bursa Saham Asia Berguguran, Hanya IHSG yang Hijau!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular