Rupiah Makin Stabil dan Menguat, Begini Penjelasan Bos BI

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
21 December 2018 14:30
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memaparkan penguatan nilai tukar rupiah yang terjadi belakangan.
Foto: Perry Warjiyo (CNBC Indonesia/Rehia Sebayang)
Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memaparkan penguatan nilai tukar rupiah yang terjadi belakangan. Sayangnya, walau menguat, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih undervalue atau terlalu murah.

"Nilai tukar dari kemarin bergerak stabil, cenderung menguat meskipun dari sisi globalnya itu terjadi ketidakpastian karena pengumuman bunga acuan AS (Fed Fund Rate) yang memang sejumlah pelaku pasar mengestimasi kalau tahun depan hanya naik 1 kali."

Tapi kemarin probabilitasnya 2 kali. BI tetap memperkirakan tahun depan naik 3 kali meskipun probabilitasnya mengarah ke 2 kali sebagaimana kita cermati dari pengumuman The Fed," kata Perry Warjiyo ketika ditemui di Gedung BI, Jumat (21/12/2018).

Rupiah Makin Stabil dan Menguat, Begini Penjelasan Bos BIFoto: Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (REUTERS/Willy Kurniawan)

Perry secara lengkap memaparkan faktor penguatan rupiah. Berikut penjelasan lengkap Perry Warjiyo :

Pertama, semakin bekerjanya mekanisme pasar dimana supply-demand berkembang sangat baik, tidak hanya di pasar spot tapi juga DNDF. Itu tidak hanya memberikan suatu alternatif bagi korporasi maupun investor dalam memenuhi kebutuhan valasnya, baik spot swap maupun forward, tapi juga memperkuat mekanisme pasar dan memberikan confidence kepada pasar.

Kedua, confidence pasar termasuk investor luar negeri terhadap kebijakan pemerintah maupun BI serta prospek ekonomi Indonesia itu cukup baik. Oleh karena itu, kemarin pagi pasca pengumuman FFR sempat ada tekanan tetapi hanya bergerak sebentar. Siang sudah stabil bahkan cenderung menguat dan hari ini kecendrungannya menguat.

"Kami masih melihat nilai tukar rupiah saat ini masih undervalued dan ke depannya memang faktor-faktor positif akan membawa rupiah lebih stabil dan tentu saja cenderung menguat," ungkap Perry.

(dru/dru) Next Article Quantitative Easing Versi BI Telah Banjiri Pasar Rp 662 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular