Rupiah Berbalik Menguat, Ada Campur Tangan BI?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 December 2018 09:24
Rupiah Berbalik Menguat, Ada Campur Tangan BI?
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang sempat melemah kini mampu berbalik arah. Apa penyebabnya?

Pada Jumat (21/12/2018) pukul 09:02 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.460 di perdagangan pasar spot. Rupiah menguat 0,03% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Kala pembukaan pasar, rupiah melemah 0,07%. Depresiasi rupiah sempat bertambah dalam menjadi 0,1%. 


Namun rupiah mampu membalikkan kedudukan dengan mencetak apresiasi. Rupiah kini satu kelas dengan mayoritas mata uang Asia yang juga bisa menguat di hadapan greenback. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang Asia pada pukul 09:05 WIB: 



Kemungkinan pembalikan arah rupiah ini merupakan campur tangan alias intervensi Bank Indonesia (BI). Kemarin, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengemukakan, bank sentral telah melakukan upaya untuk memastikan tekanan terhadap rupiah tidak terlalu tajam. Kemungkinan intervensi kembali dilakukan hari ini.

"Bank Indonesia telah melakukan intervensi di DNDF (Domestic Non-Deliverable Forward) dikombinasikan dengan intervensi spot dalam jumlah yang terukur," kata Nanang, kemarin. Bahkan jika diperlukan, BI juga akan melakukan intervensi di pasar obligasi negara.
 



(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Faktor eksternal sedang kurang suportif buat rupiah. Harga minyak dunia masih naik di kisaran 1% di mana brent melonjak 1,23% dan light sweet bertambah 1,37%. 

Kenaikan harga minyak akan menambah beban impor migas Indonesia. Ini tentu membuat defisit transaksi berjalan (current account) terancam melebar. 

Bahkan Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut defisit transaksi berjalan pada kuartal IV-2018 masih di atas 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Artinya, situasi belum terlalu membaik dibandingkan kuartal III-2018 yang mencatat defisit 3,37% PDB. 


Minimnya suntikan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa membuat rupiah kekurangan darah. Ini tentu menjadi sentimen negatif bagi mata uang Tanah Air. 

Selain itu, dolar AS juga sedang menguat secara global. Pada pukul 09:16 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback secara relatif di hadapan enam mata uang utama dunia) masih menguat 0,12%. 

Dolar AS memang sudah tertekan dalam beberapa waktu terakhir. Selama seminggu ini, Dollar Index jatuh 1,07% dan dalam sebulan terakhir terkoreksi 0,33%.  

Pelemahan yang sudah lumayan dalam ini tentu membuka peluang untuk rebound. Dolar AS yang sudah murah bisa jadi kembali menarik minat investor untuk mengoleksi mata uang ini. 


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular