
BI: CAD Masih Bengkak di Atas 3% di Q4-2018
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
20 December 2018 16:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mengingatkan ada kemungkinan defisit transaksi berjalan (deficit current account/CAD) pada kuartal IV-2018 di atas 3% dari produk domestik bruto (PDB).
Hal tersebut dikemukakan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) di kantor pusat BI, Jakarta, Kamis (20/12/2018).
"Jangan terlalu kaget [defisit transaksi berjalan] nanti di Kuartal IV itu di atas 3%," kata Perry.
Proyeksi tersebut tak lepas defisit neraca perdagangan pada November 2018 yang jatuh hingga US$ 2,05 miliar. Lonjakan impor, tak mampu diimbangi dengan kinerja ekspor secara keseluruhan.
Namun, Perry melihat defisit transaksi berjalan yang menembus level 3% masih cukup sehat, apalagi untuk ukuran negara seperti Indonesia.
"Karena ada kenaikan impor yang produktif di bahan baku dan bahan modal, dan itu sebabkan defisit trade US$ 2 miliar," katanya.
"CAD yang sekarang ini, dalam kondisi Indonesia, masih baik untuk indoneisa. Apalagi kompoisisi impornya adalah produktif," jelasnya.
Dengan demikian, maka bank sentral memperkirakan defisit transaksi berjalan sepanjang tahun ini bisa berada di sekitar 3% dari produk domestik bruto.
Namun, Perry menegaskan tahun depan bank sentral akan berupaya menurunkan defisit transaksi berjalan. Pada tahun depan, defisit transaksi berjalan diproyeksikan bisa di 2,5% dari PDB.
(dru) Next Article Asa Tekan Defisit Transaksi Berjalan, Mungkinkah?
Hal tersebut dikemukakan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) di kantor pusat BI, Jakarta, Kamis (20/12/2018).
"Jangan terlalu kaget [defisit transaksi berjalan] nanti di Kuartal IV itu di atas 3%," kata Perry.
![]() |
Proyeksi tersebut tak lepas defisit neraca perdagangan pada November 2018 yang jatuh hingga US$ 2,05 miliar. Lonjakan impor, tak mampu diimbangi dengan kinerja ekspor secara keseluruhan.
Namun, Perry melihat defisit transaksi berjalan yang menembus level 3% masih cukup sehat, apalagi untuk ukuran negara seperti Indonesia.
"Karena ada kenaikan impor yang produktif di bahan baku dan bahan modal, dan itu sebabkan defisit trade US$ 2 miliar," katanya.
"CAD yang sekarang ini, dalam kondisi Indonesia, masih baik untuk indoneisa. Apalagi kompoisisi impornya adalah produktif," jelasnya.
Dengan demikian, maka bank sentral memperkirakan defisit transaksi berjalan sepanjang tahun ini bisa berada di sekitar 3% dari produk domestik bruto.
Namun, Perry menegaskan tahun depan bank sentral akan berupaya menurunkan defisit transaksi berjalan. Pada tahun depan, defisit transaksi berjalan diproyeksikan bisa di 2,5% dari PDB.
(dru) Next Article Asa Tekan Defisit Transaksi Berjalan, Mungkinkah?
Most Popular