
Rupiah Berbalik Menguat, Ada Campur Tangan BI?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 December 2018 09:24

Faktor eksternal sedang kurang suportif buat rupiah. Harga minyak dunia masih naik di kisaran 1% di mana brent melonjak 1,23% dan light sweet bertambah 1,37%.
Kenaikan harga minyak akan menambah beban impor migas Indonesia. Ini tentu membuat defisit transaksi berjalan (current account) terancam melebar.
Kenaikan harga minyak akan menambah beban impor migas Indonesia. Ini tentu membuat defisit transaksi berjalan (current account) terancam melebar.
Bahkan Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut defisit transaksi berjalan pada kuartal IV-2018 masih di atas 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Artinya, situasi belum terlalu membaik dibandingkan kuartal III-2018 yang mencatat defisit 3,37% PDB.
Minimnya suntikan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa membuat rupiah kekurangan darah. Ini tentu menjadi sentimen negatif bagi mata uang Tanah Air.
Selain itu, dolar AS juga sedang menguat secara global. Pada pukul 09:16 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback secara relatif di hadapan enam mata uang utama dunia) masih menguat 0,12%.
Dolar AS memang sudah tertekan dalam beberapa waktu terakhir. Selama seminggu ini, Dollar Index jatuh 1,07% dan dalam sebulan terakhir terkoreksi 0,33%.
Pelemahan yang sudah lumayan dalam ini tentu membuka peluang untuk rebound. Dolar AS yang sudah murah bisa jadi kembali menarik minat investor untuk mengoleksi mata uang ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Minimnya suntikan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa membuat rupiah kekurangan darah. Ini tentu menjadi sentimen negatif bagi mata uang Tanah Air.
Selain itu, dolar AS juga sedang menguat secara global. Pada pukul 09:16 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback secara relatif di hadapan enam mata uang utama dunia) masih menguat 0,12%.
Dolar AS memang sudah tertekan dalam beberapa waktu terakhir. Selama seminggu ini, Dollar Index jatuh 1,07% dan dalam sebulan terakhir terkoreksi 0,33%.
Pelemahan yang sudah lumayan dalam ini tentu membuka peluang untuk rebound. Dolar AS yang sudah murah bisa jadi kembali menarik minat investor untuk mengoleksi mata uang ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular