
Perang Dagang Makin Panas, Indeks Shanghai Dibuka Melemah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
21 December 2018 08:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Shanghai dibuka melemah 0,38% ke level 2.526,55, sementara indeks Hang Seng turun 0,43% ke level 25.512,3.
Makin panasnya perang dagang AS-China membuat investor menghindari saham-saham di China dan Hong Kong. Pasca sempat mesra selepas Presiden AS Donald Trump menyepakati gencatan sejata dalam bidang perdagangan dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G-20, hubungan AS dan China dibuat renggang oleh penangkapan CFO Huawei Meng Wanzhou.
Perkembangan teranyar, Kementerian Kehakiman AS (DOJ) mengumumkan tuntutan kepada dua warga negara China, Zhu Hua dan Zhang Shilong, terkait usaha peretasan untuk mencuri rahasia dan hak kekayaan intelektual milik perusahaan-perusahaan teknologi di berbagai belahan dunia, serta data pribadi dari 100.000 anggota angkatan laut AS.
Tuntutan dari DOJ menyatakan bahwa kedua orang tersebut melakukan peretasan di setidaknya 12 negara. Lebih parahnya lagi, AS juga mendakwa bahwa dua orang tersangka tersebut memiliki keterkaitan dengan pemerintah China.
"China akan sulit untuk berpura-pura bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas kejadian ini," tegas Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein dalam jumpa pers, seperti dikutip dari CNBC International.
Sekedar mengingatkan, pemerintahan Trump sudah sejak lama menuduh China sebagai pencuri kekayaan intelektual dari perusahaan-perusahaan teknologi asal AS.
Lantas, tuntutan resmi dari DOJ memperparah keadaan. Damai dagang AS-China secara permanen bisa kian sulit untuk dicapai.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Optimisme Damai Dagang Angkat Bursa China ke Zona Hijau
Makin panasnya perang dagang AS-China membuat investor menghindari saham-saham di China dan Hong Kong. Pasca sempat mesra selepas Presiden AS Donald Trump menyepakati gencatan sejata dalam bidang perdagangan dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G-20, hubungan AS dan China dibuat renggang oleh penangkapan CFO Huawei Meng Wanzhou.
"China akan sulit untuk berpura-pura bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas kejadian ini," tegas Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein dalam jumpa pers, seperti dikutip dari CNBC International.
Sekedar mengingatkan, pemerintahan Trump sudah sejak lama menuduh China sebagai pencuri kekayaan intelektual dari perusahaan-perusahaan teknologi asal AS.
Lantas, tuntutan resmi dari DOJ memperparah keadaan. Damai dagang AS-China secara permanen bisa kian sulit untuk dicapai.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Optimisme Damai Dagang Angkat Bursa China ke Zona Hijau
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular