Pembelian Kedelai dari China Tidak Memuaskan, Harga CPO Turun

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
20 December 2018 14:56
Pada Kamis (20/12/2018) per pukul 14.24 WIB, harga CPO kontrak Maret 2019 di Bursa Derivatif Malaysia terkoreksi 0,77% ke level MYR 2.181/ton.
Foto: Pekerja membongkar buah sawit dari sebuah truk di sebuah pabrik kelapa sawit di Salak Tinggi, di luar Kuala Lumpur 4 Agustus 2014. REUTERS / Samsul Said / File Photo
Jakarta, CNBC IndonesiaPada perdagangan hari ini Kamis (20/12/2018) per pukul 14.24 WIB, harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak Maret 2019 di Bursa Derivatif Malaysia terkoreksi 0,77% ke level MYR 2.181/ton.  

Harga CPO mulai mengendur pasca kemarin menyentuh rekor tertinggi dalam 7 pekan terakhir, atau sejak 29 Oktober 2018. Sebagai informasi, pada penutupan perdagangan hari Rabu (19/12/2018), harga CPO melambung 2% ke level MYR 2.198/ton.

Sentimen yang menjadi pemberat harga CPO hari ini adalah penurunan harga sang rival minyak kedelai. Pelaku pasar nampaknya belum puas dengan jumlah pembelian kedelai asal Amerika Serikat (AS) yang dilakukan oleh China.



Kemarin, harga CPO mampu menguat signifikan didorong oleh kenaikan harga minyak kedelai. Hingga penutupan perdagangan Bursa Malaysia kemarin, harga minyak kedelai kontrak Januari 2019 di Chicago Board of Trade (CBoT) naik sebesar 0,8%. Capaian itu melanjutkan penguatan sebesar 0,9% pada perdagangan hari Selasa (18/12/2018).

BACA: China Beli Kedelai AS Lagi, Harga CPO Tertinggi Dalam 7 Pekan

Dalam dua hari terakhir, harga minyak kedelai mendapatkan energi dari importir China yang dikabarkan sudah memesan kedelai AS, untuk kedua kalinya sejak gencatan senjata perang dagang Washington-Beijing awal bulan ini. 

Sebagai informasi, pekan lalu perusahaan milik negara China sudah memesan lebih dari 1,5 juta ton kedelai asal AS untuk pengiriman Januari-Maret 2019, yang merupakan pembelian pertama Negeri Panda dalam 6 bulan terakhir.

Kembalinya Beijing ke pasar kedelai AS ini lantas memunculkan harapan bahwa stok kedelai di Negeri Paman Sam akan lumayan tergerus ke depannya.

Sayangnya, hingga saat ini belum jelas seberapa banyak China akan membeli kedelai made in USA di gelombang kedua tersebut. Adapun pembelian kedelai yang sejauh ini dilakukan oleh Beijing memang belum mampu memuaskan pelaku pasar.

Pasalnya, Departemen Agrikultur AS (USDA) memroyeksikan bahwa stok kedelai AS pada akhir musim 2018/2019 akan menyentuh rekor tertinggi 955 juta bushel, naik dua kali lipat dari tahun lalu. Pembelian China dalam jumlah yang tidak terlalu besar tentunya dikhawatirkan tidak akan mampu mengompensasi peningkatan stok yang begitu masif.

Dengan alasan itu, investor akhirnya cenderung melepas komoditas harga minyak kedelai di bursa Chicago, sembari menanti perkembangan terbaru terkait pembelian dari China. Harga minyak kedelai pun tercatat turun di kisaran 0,5% hingga siang ini.

Seperti diketahui, harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga kedelai turun, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut melemah.

(TIM RISET CNBC INDONESIA)  

(RHG/gus) Next Article 4 Hari Melemah, Harga CPO Mulai Naik Kembali

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular