
Siap-siap! Sri Mulyani Sebut Tahun Depan Penuh Ketidakpastian
Iswari Anggit, CNBC Indonesia
18 December 2018 08:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi ekonomi global pada tahun 2019, diprediksi akan penuh ketidakpastian yang berdampak pada berbagai sektor dalam negri, salah satunya sektor properti. Hal Ini diungkapkan oleh Menteri keuangan Sri Mulyani dalam pemaparannya di Acara Property Outlook, Senin (17/12/2018).
"Banyak warning terhadap perekonomian 2019 yang harus diwaspadai. Misalnya warning di capital market bahwa ada potensi resesi dunia. Yield curve treasury yang memberi indikasi, memberi tanda-tanda bearish. Trade policy AS menimbulkan ketegangan di dunia. Kita memasuki 2019 dengan sense ketidakpastian," kata Sri Mulyani.
Apalagi suku bunga acuan dari The Fed (Bank Central AS) diprediksi Sri Mulyani arahnya cenderung naik. Sri Mulyani menambahkan, banyak bank central di negara lain, menerapkan langkah untuk melindungi sektor properti mereka, salah satunya dengan "monetory property". Begitu juga dengan Bank Indonesia (BI).
"BI merespon melaluo kebijakan policy makes, dari sisi suku bunga, likuiditas, dan nilai tukar," sambung Sri Mulyani.
Selain ekonomi global, perpajakan juga faktor yang berpengaruh dalam properti. Mantan COO World Bank tersebut mencontohkan, jika harga properti 100, harganya tentu lebih tinggi dari itu, karena masih harus ditambah dengan berbagai jenis pajak, seperti PPh, PPnBM, PBB oleh Pemerintah Daerah.
Ini tentu bisa mengurangi minat untuk membeli properti. "Semua rezim perpajakan menentukan apakah sektor properti tumbuh atau tidak."
Oleh karena itu, Sri Mulyani telah melakukan berbagai cara agar sektor perpajakan bisa mendorong maju sektor properti.
"Seperti yang sudah saya sampaikan, kita ketemu Kadin [Kamar Dagang dan Industri Indonesia] dari sektor konstruksi dan properti untuk masukan mengenai kebijakan bidang perpajakan, diharapkan bisa meningkatkan dari kegiatan di sektor properti, kita akan evaluasi mengenai PPnBM untuk properti," tandasnya.
(roy/roy) Next Article Ekonomi Dunia di Ambang Resesi, Bagaimana Nasib RI?
"Banyak warning terhadap perekonomian 2019 yang harus diwaspadai. Misalnya warning di capital market bahwa ada potensi resesi dunia. Yield curve treasury yang memberi indikasi, memberi tanda-tanda bearish. Trade policy AS menimbulkan ketegangan di dunia. Kita memasuki 2019 dengan sense ketidakpastian," kata Sri Mulyani.
Selain ekonomi global, perpajakan juga faktor yang berpengaruh dalam properti. Mantan COO World Bank tersebut mencontohkan, jika harga properti 100, harganya tentu lebih tinggi dari itu, karena masih harus ditambah dengan berbagai jenis pajak, seperti PPh, PPnBM, PBB oleh Pemerintah Daerah.
Ini tentu bisa mengurangi minat untuk membeli properti. "Semua rezim perpajakan menentukan apakah sektor properti tumbuh atau tidak."
Oleh karena itu, Sri Mulyani telah melakukan berbagai cara agar sektor perpajakan bisa mendorong maju sektor properti.
"Seperti yang sudah saya sampaikan, kita ketemu Kadin [Kamar Dagang dan Industri Indonesia] dari sektor konstruksi dan properti untuk masukan mengenai kebijakan bidang perpajakan, diharapkan bisa meningkatkan dari kegiatan di sektor properti, kita akan evaluasi mengenai PPnBM untuk properti," tandasnya.
(roy/roy) Next Article Ekonomi Dunia di Ambang Resesi, Bagaimana Nasib RI?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular