Pegatron, Perang Dagang dan Kesiapan Indonesia

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
15 December 2018 16:16
Setelah berlangsung hampir setahun, perang dagang antar dua negara ekonomi terbesar dunia tersebut mulai
Foto: Ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Perang dagang antara Amerika Serikat dan China memang sempat mengguncang pasar keuangan dan ekonomi global. Setelah berlangsung hampir setahun, perang dagang antar dua negara ekonomi terbesar dunia tersebut mulai "sedikit" memberi keuntungan bagi Indonesia.

Awal pekan lalu ramai diberitakan salah satu perusahaan perakit Apple, Pegatron Corporation memindahkan perakitannya ke Indonesia. Perusahaan ini menggandeng PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) sebagai patner lokal.

Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) disebutkan alasan utama Pegatron pindah adalah perang dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS) membuat produk yang dibuat di China dikenakan tarif tambahan jika dijual di AS.

"Ini membuat perusahaan (Pegatron) hengkang dari China dan masuk ke Indonesia," kata Direktur Utama Sat Nusapersada Abidin Fan, dalam keterbukaan informasi yang disampaikan, Senin (3/12/2018).

Bentuk kerja sama yang akan dilakukan kedua belah pihak yaitu, Sat Nusa akan merakit berbagai produk elektronik yang akan diekspor ke AS.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan nilai investasi yang di bawa Pegatron mencapai US$ 1 miliar atau setara Rp 14,5 triliun. "Pegatron di Batam, investasinya tahap pertama sekitar US$ 1 miliar, mulainya tunggu saja sampai masukkan ke BKPM [Badan Koordinasi Penanaman Modal]," ujar Airlangga.

Namun cerita Pegatron ini sebenarnya mengingatkan kejadian tahun 2012 saat Foxconn, perusahaan pembuat produk Apple yang sempat menyatakan ingin membangun pabri di Indonesia. Namun hingga kini wacana tersebut tak pernah jadi kenyataan, yang katanya terkendala masalah lahan.

Namun kangkah Pegatron tersebut perlu digarisbawahi tekanan yang terus meningkat pada banyak produsen yang telah melebarkan sayapnya di China dalam beberapa tahun terakhir. Sekarang mereka mendapati bisnisnya terhimpit oleh ketegangan perdagangan, meningkatnya upah, dan kekurangan tenaga kerja.

Beberapa perusahaan lain yang baru-baru ini juga mengindikasikan rencana untuk mengalihkan produksi non-Apple dari China, di antaranya saingan Pegatron, Wistron, pembuat Apple Watch Quanta Computer and Compal, dan pembuat AirPods Inventec.

Nah, ini tentunya menjadi peluang bagi Indonesia untuk menampung banyak perusahaan dari China yang kesulitan menjual produk ke AS karena pengenaan tarif. Meskipun pekan ini sudah ada kesepakatan baru antara AS-China soal penerapan tarif produk kedua negara.

Ini sebenarnya bisa menjadi momentum bagi Indonesia untuk membenahi semua persoalan birokrasi yang menghambat investasi asing masuk. Jika tak ingin kasus Foxconn terulang, pemerintah harus segera menata dan membenahi halangan untuk memberikan kesempatan modal asing masuk lebih banyak.

[Gambas:Video CNBC]
(hps) Next Article Asus Investments Borong Saham PTSN Senilai Rp 125,4 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular