
Damai Dagang Kembali Hijaukan Pasar SUN
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
14 December 2018 10:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah dibuka menguat pada awal perdagangan pagi ini akibat sentimen damai dagang dan pertumbuhan ekonomi Eropa.
Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.
Data Refinitiv menunjukkan seri acuan yang paling menguat adalah seri FR0063 bertenor 5 tahun, dengan penurunan yield 7,4 basis poin (bps) menjadi 8,04%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Harga SUN tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Selain FR0063, ketiga seri yang menjadi acuan adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun.
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Seri acuan lain yang menguat adalah tenor 10 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun dengan penurunan yield 6,8 bps, 4,3 bps, dan 4 bps menjadi 8,05%, 8,25%, dan 8,4%.
Damai dagang dan proyeksi pertumbuhan ekonomi Eropa masih mampu membuat pasar SUN positif meskipun ada sentimen negatif dari data perekonomian China yang di bawah prediksi.
Sumber: Refinitiv
Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 516 bps, menyempit dari posisi kemarin 522 bps.
Yield US Treasury 10 tahun turun hingga 2,895% dari posisi kemarin 2,899%.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 896,31 triliun SBN, atau 37,75% dari total beredar Rp 2.374 triliun berdasarkan data per 11 November.
Angka kepemilikannya masih negatif Rp 4,28 triliun dibanding posisi akhir November Rp 900,59 triliun, sehingga persentasenya masih turun dari 37,85% pada periode yang sama.
Penguatan di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,06% menjadi 6.181 hingga siang ini, tetapi nilai tukar rupiah masih melemah 0,45% menjadi Rp 14.555 di hadapan tiap dolar AS.
Penguatan dolar AS seiring dengan naiknya nilai mata uang dolar AS di depan mata uang utama negara lain, yaitu Dollar Index yang menguat 0,07% menjadi 97,131.
Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan terjadi di Brasil, India, Singapura, Thailand, Afsel, dan Indonesia, sedangkan koreksi masih terjadi di China dan Rusia.
Di negara maju, penguatan dialami pasar gilts di Inggris, JGB di Jepang, dan US Treasury di AS.
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/roy) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.
Data Refinitiv menunjukkan seri acuan yang paling menguat adalah seri FR0063 bertenor 5 tahun, dengan penurunan yield 7,4 basis poin (bps) menjadi 8,04%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Seri acuan lain yang menguat adalah tenor 10 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun dengan penurunan yield 6,8 bps, 4,3 bps, dan 4 bps menjadi 8,05%, 8,25%, dan 8,4%.
Damai dagang dan proyeksi pertumbuhan ekonomi Eropa masih mampu membuat pasar SUN positif meskipun ada sentimen negatif dari data perekonomian China yang di bawah prediksi.
Yield Obligasi Negara Acuan 14 Dec 2018 | |||||
Seri | Benchmark | Yield 13 Dec 2018 (%) | Yield 14 Dec 2018 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 13 Dec'18 |
FR0063 | 5 tahun | 8.117 | 8.043 | -7.40 | 7.954 |
FR0064 | 10 tahun | 8.125 | 8.057 | -6.80 | 8.03 |
FR0065 | 15 tahun | 8.296 | 8.253 | -4.30 | 8.1969 |
FR0075 | 20 tahun | 8.441 | 8.401 | -4.00 | 8.3543 |
Avg movement | -5.63 |
Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 516 bps, menyempit dari posisi kemarin 522 bps.
Yield US Treasury 10 tahun turun hingga 2,895% dari posisi kemarin 2,899%.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 896,31 triliun SBN, atau 37,75% dari total beredar Rp 2.374 triliun berdasarkan data per 11 November.
Angka kepemilikannya masih negatif Rp 4,28 triliun dibanding posisi akhir November Rp 900,59 triliun, sehingga persentasenya masih turun dari 37,85% pada periode yang sama.
Penguatan di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,06% menjadi 6.181 hingga siang ini, tetapi nilai tukar rupiah masih melemah 0,45% menjadi Rp 14.555 di hadapan tiap dolar AS.
Penguatan dolar AS seiring dengan naiknya nilai mata uang dolar AS di depan mata uang utama negara lain, yaitu Dollar Index yang menguat 0,07% menjadi 97,131.
Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan terjadi di Brasil, India, Singapura, Thailand, Afsel, dan Indonesia, sedangkan koreksi masih terjadi di China dan Rusia.
Di negara maju, penguatan dialami pasar gilts di Inggris, JGB di Jepang, dan US Treasury di AS.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang | |||
Negara | Yield 12 Dec 2018 (%) | Yield 13 Dec 2018 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil | 10.04 | 9.83 | -21.00 |
China | 3.34 | 3.345 | 0.50 |
Jerman | 0.282 | 0.282 | 0.00 |
Perancis | 0.728 | 0.736 | 0.80 |
Inggris | 1.293 | 1.292 | -0.10 |
India | 7.411 | 7.408 | -0.30 |
Italia | 2.967 | 2.968 | 0.10 |
Jepang | 0.055 | 0.044 | -1.10 |
Malaysia | 4.099 | 4.099 | 0.00 |
Filipina | 7.204 | 7.204 | 0.00 |
Rusia | 8.68 | 8.69 | 1.00 |
Singapura | 2.298 | 2.25 | -4.80 |
Thailand | 2.645 | 2.62 | -2.50 |
Turki | 17.49 | 17.49 | 0.00 |
Amerika Serikat | 2.911 | 2.895 | -1.60 |
Afrika Selatan | 9.16 | 9.14 | -2.00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/roy) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
Most Popular