Internasional

AS Diramalkan Akan Resesi, Ini Kata Trump

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
12 December 2018 19:22
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengemukakan pendapatnya mengenai apakah negaranya akan masuk ke dalam periode resesi beberapa tahun ke depan.
Foto: Presiden AS Donald Trump (REUTERS/Carlos Barria)
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengemukakan pendapatnya mengenai apakah negaranya akan masuk ke dalam periode resesi beberapa tahun ke depan.

Dalam komentarnya saat diwawancarai Reuters, Selasa (11/12/2018), ia mengindikasikan bahwa arah kebijakan bank sentral Federal Reserve memainkan peranan penting dalam menentukan nasib perekonomian AS.


"Menurut saya, kita bekerja dengan sangat baik. Perusahaan-perusahaan kita memiliki kinerja yang bagus," ujarnya, dilansir dari Reuters.

"Jika The Fed bertindak masuk akal dan beralasan, saya rasa kita akan terus melangkah - saya kira kita adalah roket yang sedang melesat naik," tambahnya.

Pasar keuangan global tengah dihantui kecemasan akan terjadinya resesi di AS.

Hal ini diawali pada 4 Desember lalu ketika terjadi inversi atau pembalikan imbal hasil (yield) obligasi AS tenor tiga dan lima tahun. Yield obligasi bertenor lima tahun seharusnya lebih tinggi dibandingkan tiga tahun karena investor ingin imbal hasil yang lebih tinggi karena memang surat utang itu dalam periode yang lebih panjang.

Namun, hari itu yield terbalik yang mengindikasikan bahwa pelaku pasar memperkirakan akan terjadi risiko ekonomi yang lebih besar dalam jangka pendek.

JPMorgan baru-baru ini melaporkan melihat peluang 35% dari resesi tahun depan, mendekati probabilitas tertinggi dalam siklus saat ini, dan naik dari 16% di bulan Maret.

Trump dalam wawancara tersebut kembali menyerang The Fed dengan mengatakan adalah sebuah kesalahan apabila bank sentral menaikkan bunga acuannya dalam rapatnya pekan depan.

"Saya kira itu bodoh, tapi apa yang bisa saya katakan?" katanya.

Trump menambahkan, dirinya membutuhkan fleksibilitas dari suku bunga rendah untuk mendukung perekonomian AS secara luas saat ia tengah menghadapi perang dagang dengan China dan mungkin juga dengan negara-negara lainnya.

"Anda harus paham, kita sedang menghadapi beberapa perang dagang dan kita memenangkannya. Namun saya juga perlu akomodasi," ujarnya.


Meski menyebut Gubernur The Fed, Jerome Powell, yang ia tunjuk untuk menduduki posisi itu sebagai orang yang baik, ia tetap mengungkapkan kekecewaannya.

"Saya rasa Jay (Powell) adalah orang yang baik. Saya rasa ia mencoba melakukan yang terbaik menurutnya," ujarnya.

"Saya tidak sepakat dengannya... Saya kira ia terlalu agresif, sangat agresif."
(wed) Next Article Bila Benar AS Resesi, Trump Akan Torehkan Rekor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular