
Investor Apresiasi Damai Dagang AS-China, IHSG Menguat 0,64%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
12 December 2018 16:51

Selain itu, kabar buruk bagi bursa saham Asia datang dari Inggris. Beberapa jam yang lalu, pemungutan suara atas mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Perdana Menteri Inggris Theresa May resmi diumumkan. Pengumuman ini terjadi pasca batas minimum yang dibutuhkan, yakni 48 surat dari anggota Partai Konservatif, dipenuhi.
Pemungutan suara terkait nasib kepemimpinan May akan digelar pada hari ini juga pada pukul 18:00-20:00 waktu setempat. Saat ini, waktu di Inggris menunjukkan pukul 09:45.
Pasca pengumuman tersebut, poundsterling bahkan sempat dibuat melemah sebesar 0,07% ke titik terendahnya hari ini di level GBP 1,2475, walaupun kini sudah bangkit dengan membukukan penguatan sebesar 0,41% ke level GBP 1,2535.
Namun tetap saja, jika May sampai lengser, nasib Brexit bisa menjadi makin tak jelas.
Keputusan anggota Partai Konservatif untuk memakzulkan pimpinannya sendiri nampak merupakan bentuk kekecewaan terhadap sikap May yang justru membatalkan pemungutan suara atas kesepakatan Brexit yang sudah disepakati dengan Uni Eropa.
Sejatinya, pemungutan suara tersebut dijadwalkan untuk digelar kemarin (11/12/2018).
May mengatakan bahwa isu yang terkait dengan backstop di Irlandia utara masih menjadi kekhawatiran dan dirinya akan kembali menegosiasikan perjanjian yang sudah ada dengan Uni Eropa.
“Saya akan mengadakan perbincangan darurat dengan para pimpinan Uni Eropa untuk mendiskusikan perubahan-perubahan (yang mungkin dilakukan) terkait backstop,” papar May.
May kemudian bertolak ke Den Haag untuk bertemu dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dan lajut bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel di Berlin, sebelum beranjak ke Brussel.
Hasil lawatan tersebut adalah negara-negara Uni Eropa siap membantu Inggris untuk memberi penjelasan dan jaminan mengenai hak-hak Negeri Ratu Elizabeth saat sudah resmi bercerai pada 29 Maret 2019. Namun, pintu renegosiasi tetap tertutup.
"Tidak ada ruang atau apa pun untuk renegosiasi. Namun tentu ada ruang untuk memberikan klarifikasi dan interpretasi tanpa membuka kembali kesepakatan yang ada. Kesepakatan yang sudah dicapai adalah yang terbaik, satu-satunya opsi yang tersedia," tegas Presiden Uni Eropa Jean-Claude Juncker, mengutip Reuters. (ank/hps)
Pemungutan suara terkait nasib kepemimpinan May akan digelar pada hari ini juga pada pukul 18:00-20:00 waktu setempat. Saat ini, waktu di Inggris menunjukkan pukul 09:45.
Pasca pengumuman tersebut, poundsterling bahkan sempat dibuat melemah sebesar 0,07% ke titik terendahnya hari ini di level GBP 1,2475, walaupun kini sudah bangkit dengan membukukan penguatan sebesar 0,41% ke level GBP 1,2535.
Keputusan anggota Partai Konservatif untuk memakzulkan pimpinannya sendiri nampak merupakan bentuk kekecewaan terhadap sikap May yang justru membatalkan pemungutan suara atas kesepakatan Brexit yang sudah disepakati dengan Uni Eropa.
Sejatinya, pemungutan suara tersebut dijadwalkan untuk digelar kemarin (11/12/2018).
May mengatakan bahwa isu yang terkait dengan backstop di Irlandia utara masih menjadi kekhawatiran dan dirinya akan kembali menegosiasikan perjanjian yang sudah ada dengan Uni Eropa.
“Saya akan mengadakan perbincangan darurat dengan para pimpinan Uni Eropa untuk mendiskusikan perubahan-perubahan (yang mungkin dilakukan) terkait backstop,” papar May.
May kemudian bertolak ke Den Haag untuk bertemu dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dan lajut bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel di Berlin, sebelum beranjak ke Brussel.
Hasil lawatan tersebut adalah negara-negara Uni Eropa siap membantu Inggris untuk memberi penjelasan dan jaminan mengenai hak-hak Negeri Ratu Elizabeth saat sudah resmi bercerai pada 29 Maret 2019. Namun, pintu renegosiasi tetap tertutup.
"Tidak ada ruang atau apa pun untuk renegosiasi. Namun tentu ada ruang untuk memberikan klarifikasi dan interpretasi tanpa membuka kembali kesepakatan yang ada. Kesepakatan yang sudah dicapai adalah yang terbaik, satu-satunya opsi yang tersedia," tegas Presiden Uni Eropa Jean-Claude Juncker, mengutip Reuters. (ank/hps)
Next Page
Saham Barang Konsumsi Rebound
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular