Investor Apresiasi Damai Dagang AS-China, IHSG Menguat 0,64%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
12 December 2018 16:51
Investor Apresiasi Damai Dagang AS-China, IHSG Menguat 0,64%
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali hari dengan menguat sebesar 0,35% ke level 6.097,73, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi 2 dengan memperlebar penguatannya menjadi 0,64% ke level 6.115,58.

Performa IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 2,15%, indeks Shanghai naik 0,31%, indeks Hang Seng naik 1,61%, indeks Strait Times naik 1,13%, dan indeks Kospi naik 1,44%.

Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 10,22 triliun dengan volume sebanyak 13,89 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 458.932 kali.

Perkembangan terkait dengan perang dagang AS-China yang positif mengangkat kinerja bursa saham Asia.

Kemarin (11/12/2018), Wakil Perdana Menteri China Liu He telah berbicara melalui telepon dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer. Beijing dan Washington tengah menyusun rencana kerja sebagai tindak lanjut kesepakatan yang dibuat oleh Presiden AS Donald Trump dan Presiden China di Xi Jinping di Argentina awal bulan ini.

"Kedua pihak (Liu dan Mnuchin-Lighthizer) bertukar pandangan mengenai implementasi dari konsensus yang dibuat oleh para pemimpin negara. Kedua pihak juga mendorong percepatan jadwal dan peta jalan (roadmap) pembicaraan di tingkat selanjutnya," sebut keterangan Kementerian Perdagangan China, dikutip dari Reuters.

Mengutip Wall Street Journal, Liu disebut-sebut akan bertandang ke Washington setelah Tahun Baru. Liu akan membahas tindak lanjut dari kesepakatan Trump-Xi di Buenos Aires bersama Mnuchin dan Lighthizer.

Lebih lanjut, China dikabarkan siap memangkas bea masuk bagi impor mobil asal AS dari 40% menjadi 15%, seperti dikutip dari Reuters. Sumber di lingkaran dalam pemerintah China mengungkapkan proposal tersebut akan dibahas di level kabinet dalam waktu dekat.

Sebelumnya, sebagai bagian dari balasan atas bea masuk yang dikenakan oleh AS, China membebankan bea masuk ekstra sebesar 25% bagi mobil-mobil pabrikan AS yang masuk ke negaranya sehingga total tarifnya menjadi 40%.

Pertemuan antara Trump dengan Xi sempat menimbulkan kekhawatiran lantaran masing-masing negara memiliki pernyataan versinya sendiri yang menempatnya dirinya sebagai 'pemenang'.

Perbedaan tersebut meliputi tenggat waktu 90 hari untuk menyelesaikan konflik dagang serta klaim dari Trump yang menyatakan bahwa China akan meningkatkan pembelian produk-produk agrikultur dari AS secepatnya.

Terkait dengan pembelian produk-produk agrikultur, hal ini nampaknya sudah terealisasi. Trump mengatakan bahwa China mulai memborong kedelai asal AS.

"Saya baru saja mendengar bahwa China membeli banyak kedelai. Ini mereka baru mulai, baru mulai," ungkap Trump.
Di sisi lain, sejatinya peluang tercapainya kesepakatan dagang antara AS dengan China cukup tipis. Pada 1 Desember, CFO Huawei global Meng Wanzhou ditangkap di Kanada. Penangkapan ini datang atas perintah AS dalam rangka investigasi terkait dengan penggunaan sistem perbankan global oleh Huawei untuk menghindari sanksi AS terhadap Iran. Salah satu bank yang terjebak dalam investigasi ini adalah HSBC.

Saat ini, Meng telah menjalani proses yang akan menentukan nasibnya, apakah akan di ekstradisi ke AS atau tidak. Jika di ekstradisi, Meng akan menghadapi tuntutan dari pihak AS terkait dengan konspirasi untuk menipu beberapa institusi keuangan. Untuk setiap tuntutan, hukuman maksimalnya adalah 30 tahun penjara.

Pada hari Selasa, pemerintah Kanada menyebutkan bahwa salah satu warga negaranya di China telah ditahan. 2 orang sumber menyebutkan bahwa orang yang dimaksud adalah mantan diplomat Kanada Michael Kovrig, seperti dilansir dari Reuters.

Beberapa jam yang lalu, Kementerian Luar Negeri China mengadakan konferensi pers namun enggan membagikan detil terkait dengan penahanan Kovrig, seperti dilansir dari CNBC International.

Celakanya, Trump mungkin memanfaatkan penahanan Meng sebagai keuntungan untuk ‘memenangkan’ perang dagang dengan China. Dikutip dari Reuters, Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa dirinya akan mengintervensi kasus ini jika terkait dengan masalah keamanan nasional atau jika itu bisa membantu menuntaskan kesepakatan dagang dengan China.

“Jika saya pikir itu baik (intervensi) untuk yang pastinya akan jadi kesepakatan dagang terbesar yang pernah dibuat – yang merupakan hal yang sangat penting – apa yang baik untuk keamanan nasional – saya pastinya akan mengintervensi jika saya pikir itu perlu,” papar Trump.

Pihak China tentu tak akan mau dipermainkan seperti itu. Kesepakatan dagang AS-China bisa kian sulit dicapai.

Namun untuk hari ini, risiko tersebut diabaikan dulu oleh investor. Selain itu, kabar buruk bagi bursa saham Asia datang dari Inggris. Beberapa jam yang lalu, pemungutan suara atas mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Perdana Menteri Inggris Theresa May resmi diumumkan. Pengumuman ini terjadi pasca batas minimum yang dibutuhkan, yakni 48 surat dari anggota Partai Konservatif, dipenuhi.

Pemungutan suara terkait nasib kepemimpinan May akan digelar pada hari ini juga pada pukul 18:00-20:00 waktu setempat. Saat ini, waktu di Inggris menunjukkan pukul 09:45.

Pasca pengumuman tersebut, poundsterling bahkan sempat dibuat melemah sebesar 0,07% ke titik terendahnya hari ini di level GBP 1,2475, walaupun kini sudah bangkit dengan membukukan penguatan sebesar 0,41% ke level GBP 1,2535.

Namun tetap saja, jika May sampai lengser, nasib Brexit bisa menjadi makin tak jelas.

Keputusan anggota Partai Konservatif untuk memakzulkan pimpinannya sendiri nampak merupakan bentuk kekecewaan terhadap sikap May yang justru membatalkan pemungutan suara atas kesepakatan Brexit yang sudah disepakati dengan Uni Eropa.

Sejatinya, pemungutan suara tersebut dijadwalkan untuk digelar kemarin (11/12/2018).

May mengatakan bahwa isu yang terkait dengan backstop di Irlandia utara masih menjadi kekhawatiran dan dirinya akan kembali menegosiasikan perjanjian yang sudah ada dengan Uni Eropa.

“Saya akan mengadakan perbincangan darurat dengan para pimpinan Uni Eropa untuk mendiskusikan perubahan-perubahan (yang mungkin dilakukan) terkait backstop,” papar May.

May kemudian bertolak ke Den Haag untuk bertemu dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dan lajut bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel di Berlin, sebelum beranjak ke Brussel.

Hasil lawatan tersebut adalah negara-negara Uni Eropa siap membantu Inggris untuk memberi penjelasan dan jaminan mengenai hak-hak Negeri Ratu Elizabeth saat sudah resmi bercerai pada 29 Maret 2019. Namun, pintu renegosiasi tetap tertutup.

"Tidak ada ruang atau apa pun untuk renegosiasi. Namun tentu ada ruang untuk memberikan klarifikasi dan interpretasi tanpa membuka kembali kesepakatan yang ada. Kesepakatan yang sudah dicapai adalah yang terbaik, satu-satunya opsi yang tersedia," tegas Presiden Uni Eropa Jean-Claude Juncker, mengutip Reuters. Sektor barang konsumsi (+0,64%) menjadi salah satu sektor yang memotori penguatan IHSG. Saham-saham barang konsumsi berhasil rebound pasca terkoreksi kemarin.

PT Kimia Farma Tbk (KAEF) naik 2,82%, PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT (INDF) naik 2,28%, PT Indofarma Tbk (INAF) naik 1,63%, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) naik 0,8%, dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) naik 0,74%.

Kemarin, indeks sektor barang konsumsi melemah sebesar 0,8% seiring dengan dengan rilis Survei Penjualan Eceran periode Oktober 2018 oleh Bank Indonesia (BI) pada hari Senin (10/12/2018).

Pada bulan Oktober, Indeks Penjualan Riil (IPR) tercatat tumbuh sebesar 2,9% YoY, melambat ketimbang bulan sebelumnya yang sebesar 4,8% YoY. Alhasil, sudah dua bulan berturut-turut pertumbuhan penjualan ritel di Indonesia mengalami perlambatan.

Sentimen positif yang datang dari damai dagang AS-China membuat investor berani mengoleksi saham-saham barang konsumsi pada hari ini.

Apalagi, pada bulan November situasinya nampak akan membaik. Angka sementara untuk pertumbuhan IPR periode November adalah sebesar 3,4% YoY, membaik dari capaian bulan Oktober. Capaian tersebut juga mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,5% YoY.

Kehadiran musim liburan pada penghujung tahun menjadi faktor yang mendongkrak penjualan ritel di tanah air.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular