
Cetak Rekor, Nilai IPO SoftBank Capai Rp 342 T
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
10 December 2018 16:04

Tokyo, CNBC Indonesia - SoftBank Corp menetapkan harga penawaran umum perdana (IPO) pada 1.500 yen per saham dan akan menjual 160 juta saham tambahan untuk memenuhi permintaan yang kuat, menurut dokumen pengajuan kepada regulator.
Dengan demikian, perusahaan akan menghimpun dana 2,65 triliun yen (US$23,5 miliar/ Rp 342 triliun) dan menjadikannya IPO terbesar yang pernah ada di Jepang.
Ini adalah salah satu penjualan saham terbesar sepanjang masa secara global, hanya kalah sedikit dari rekor US$25 miliar milik raksasa e-commerce China Alibaba Group Holding Ltd yang IPO pada tahun 2014.
Nilai yang ditetapkan oleh unit telekomunikasi Jepang SoftBank Group Corp itu tidak berubah dari nilai indikatif dan opsi overallotment akan dilaksanakan secara penuh, menurut dokumen pengajuan ke kementerian keuangan, Senin (10/12/2018), dilansir dari Reuters.
Sahamnya mulai diperdagangkan pada 19 Desember 2018.
Harga IPO dan keseluruhannya datang hanya beberapa hari setelah penyedia jaringan telepon seluler terbesar ketiga di Jepang itu mengalami pemadaman layanan nasional yang langka dan berdampak pada jumlah pelanggan. SoftBank mengatakan gangguan itu tidak akan memengaruhi pendapatan dan perkiraan dividen yang dibuat pada 12 November 2018.
Tapi penyebab kekhawatiran lainnya masih ada. Pemerintah ingin melihat penurunan biaya telepon seluler jelang makin sengitnya kompetisi saat perusahaan e-commerce Rakuten Inc masuk ke pasar tersebut tahun depan.
Selain itu, menurut laporan sumber kepada Reuters, Tokyo berencana untuk melarang pembelian peralatan pemerintah dari Huawei Technologies Co Ltd milik China. Huawei adalah perusahaan infrastruktur telekomunikasi yang memiliki hubungan panjang dengan SoftBank.
SoftBank melakukan uji coba teknologi jaringan generasi kelima (5G) dalam kemitraan dengan Huawei.
Untuk menstimulasi minat IPO SoftBank di kalangan investor ritel, para penjamin emisi dalam negeri telah mengejar kampanye pemasaran yang belum pernah terjadi sebelumnya. Termasuk apa yang diyakini sebagai iklan TV pertama di Jepang untuk IPO perusahaan swasta.
Secara luas, SoftBank dianggap sebagai bisnis mapan dan memiliki prospek pertumbuhan yang relatif lebih lambat. Jumlah saham besar yang ditawarkan telah menimbulkan kekhawatiran kelebihan pasokan. Namun, broker mengatakan dengan dividen SoftBank saja, mereka akan mampu menarik investor yang cukup cukup.
Hasil dividen 5% termasuk yang tertinggi di Jepang.
(prm) Next Article Debut SoftBank di Lantai Bursa Mengecewakan
Dengan demikian, perusahaan akan menghimpun dana 2,65 triliun yen (US$23,5 miliar/ Rp 342 triliun) dan menjadikannya IPO terbesar yang pernah ada di Jepang.
Ini adalah salah satu penjualan saham terbesar sepanjang masa secara global, hanya kalah sedikit dari rekor US$25 miliar milik raksasa e-commerce China Alibaba Group Holding Ltd yang IPO pada tahun 2014.
Sahamnya mulai diperdagangkan pada 19 Desember 2018.
Harga IPO dan keseluruhannya datang hanya beberapa hari setelah penyedia jaringan telepon seluler terbesar ketiga di Jepang itu mengalami pemadaman layanan nasional yang langka dan berdampak pada jumlah pelanggan. SoftBank mengatakan gangguan itu tidak akan memengaruhi pendapatan dan perkiraan dividen yang dibuat pada 12 November 2018.
![]() |
Tapi penyebab kekhawatiran lainnya masih ada. Pemerintah ingin melihat penurunan biaya telepon seluler jelang makin sengitnya kompetisi saat perusahaan e-commerce Rakuten Inc masuk ke pasar tersebut tahun depan.
Selain itu, menurut laporan sumber kepada Reuters, Tokyo berencana untuk melarang pembelian peralatan pemerintah dari Huawei Technologies Co Ltd milik China. Huawei adalah perusahaan infrastruktur telekomunikasi yang memiliki hubungan panjang dengan SoftBank.
SoftBank melakukan uji coba teknologi jaringan generasi kelima (5G) dalam kemitraan dengan Huawei.
Untuk menstimulasi minat IPO SoftBank di kalangan investor ritel, para penjamin emisi dalam negeri telah mengejar kampanye pemasaran yang belum pernah terjadi sebelumnya. Termasuk apa yang diyakini sebagai iklan TV pertama di Jepang untuk IPO perusahaan swasta.
Secara luas, SoftBank dianggap sebagai bisnis mapan dan memiliki prospek pertumbuhan yang relatif lebih lambat. Jumlah saham besar yang ditawarkan telah menimbulkan kekhawatiran kelebihan pasokan. Namun, broker mengatakan dengan dividen SoftBank saja, mereka akan mampu menarik investor yang cukup cukup.
Hasil dividen 5% termasuk yang tertinggi di Jepang.
(prm) Next Article Debut SoftBank di Lantai Bursa Mengecewakan
Most Popular