
Kejatuhan Harga Saham Perusahaan Bentjok Berlanjut, Turun 25%
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
10 December 2018 10:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Tren koreksi harga saham PT Sinergi Megah Internusa Tbk (NUSA) terus berlanjut pada perdagangan hari ini. Pergerakan saham perusahaan milik Benny Tjokrosaputro tersebut belakang ini sangat volatil dengan rentang naik turun yang cukup signifikan.
Pagi ini, hingga pukul 09.47 WIB harga saham NUSA anjlok 24,76% ke level Rp 158/saham. Setelah sepanjang pekan lalu mengalami koreksi dalam dari level harga Rp 540/saham ke harga Rp 210/saham.
Volume perdagangan saham NUSA tercatat sebanyak 101,11 juta saham ke level Rp 16,95 miliar.
Perseroan baru saja mencatatkan saham pada 12 Juli 2018 dengan harga penawaran perdana Rp 150/saham. Artinya sejak IPO hanya naik 5,33%.
Benny Tjokro tercatat menjadi pemegang saham terbesar NUSA dengan kepemilikan 83,93%. Sementara publik tercatat memiliki 15,58%.
Saat pencatatan saham perdana, perseroan menyampaikan rencana aksi korporsi dengan membangun vila di tanah seluas 20 hektar yang berlokasi di Batam, Kepulauan Riau. Untuk mengembangkan lokasi tersebut, perusahaan akan menginvestasikan dana sebesar Rp 1,1 triliun yang sebagian berasal dari hasil penawaran umum.
Perseroan berencana akan membangun kawasan vila premium sebanyak 180 bangunan di wilayah tersebut. Bangunan tersebut akan dijual kembali kepada pihak ketiga usai pembangunan selesai.
Saat ini perusahaan memiliki satu hotel tipe boutique yang berlokasi di wilayah Yogyakarta, hotel tersebut memiliki 77 kamar. Saat ini tingat okupansi hotel tersebut sudah mencapai 52%.
Tahun ini perusahaan memperikirakan akan mengantongi pendapatan sebesar Rp 24 miliar, sementara dengan adanya penjualan vila di tahun depan perusahaan memperkirakan pendapatan akan tumbuh signifikan menjadi Rp 218 miliar.
Sementara itu, di tahun ini perusahaan memperkirakan masih belum mengantongi laba bersih, namun di tahun depan diperkirakan laba akan mencapai Rp 2 miliar.
(hps/gus) Next Article NUSA Alihkan Dana IPO Buat Anak Usaha, Tak Jadi Bayar BNI
Pagi ini, hingga pukul 09.47 WIB harga saham NUSA anjlok 24,76% ke level Rp 158/saham. Setelah sepanjang pekan lalu mengalami koreksi dalam dari level harga Rp 540/saham ke harga Rp 210/saham.
Volume perdagangan saham NUSA tercatat sebanyak 101,11 juta saham ke level Rp 16,95 miliar.
Perseroan baru saja mencatatkan saham pada 12 Juli 2018 dengan harga penawaran perdana Rp 150/saham. Artinya sejak IPO hanya naik 5,33%.
Saat pencatatan saham perdana, perseroan menyampaikan rencana aksi korporsi dengan membangun vila di tanah seluas 20 hektar yang berlokasi di Batam, Kepulauan Riau. Untuk mengembangkan lokasi tersebut, perusahaan akan menginvestasikan dana sebesar Rp 1,1 triliun yang sebagian berasal dari hasil penawaran umum.
Perseroan berencana akan membangun kawasan vila premium sebanyak 180 bangunan di wilayah tersebut. Bangunan tersebut akan dijual kembali kepada pihak ketiga usai pembangunan selesai.
Saat ini perusahaan memiliki satu hotel tipe boutique yang berlokasi di wilayah Yogyakarta, hotel tersebut memiliki 77 kamar. Saat ini tingat okupansi hotel tersebut sudah mencapai 52%.
Tahun ini perusahaan memperikirakan akan mengantongi pendapatan sebesar Rp 24 miliar, sementara dengan adanya penjualan vila di tahun depan perusahaan memperkirakan pendapatan akan tumbuh signifikan menjadi Rp 218 miliar.
Sementara itu, di tahun ini perusahaan memperkirakan masih belum mengantongi laba bersih, namun di tahun depan diperkirakan laba akan mencapai Rp 2 miliar.
(hps/gus) Next Article NUSA Alihkan Dana IPO Buat Anak Usaha, Tak Jadi Bayar BNI
Most Popular