Simak 5 Sentimen Penggerak Pasar Minggu Depan

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
09 December 2018 20:42
Inversi di Pasar Obligasi AS
Foto: CNBC Indonesia
Pada perdagangan pekan ini, tekanan yang signifikan bagi bursa saham dalam negeri datang dari inversi di pasar obligasi AS. Pada tanggal 4 Desember 2018, terjadi inversi spread imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 3 dan 5 tahun. Pada akhir perdagangan hari itu, spread yield obligasi AS tenor 3 dan 5 tahun adalah sebesar 2 bps.

Dalam 3 resesi terakhir yang terjadi di AS (1990, 2001, dan 2007), selalu terjadi inversi pada spread yield obligasi tenor 3 dan 5 tahun. Melansir CNBC International yang mengutip Bespoke, dalam 3 resesi terakhir, inversi pertama spread yield obligasi tenor 3 dan 5 tahun datang rata-rata 26,3 bulan sebelum resesi dimulai.

Pada penutupan perdagangan hari Jumat (7/12/2018), spread yield obligasi AS tenor 3 dan 5 tahun adalah sebesar 2 bps.

Namun, yang benar-benar meresahkan sebenarnya bukan itu. Dalam 3 resesi terakhir yang terjadi di AS, selalu terjadi inversi pada spread yield obligasi tenor 3 bulan dan 10 tahun. Kajian dari Bespoke menunjukkan bahwa inversi pada kedua tenor ini terjadi rata-rata 89 hari setelah inversi pertama pada obligasi tenor 3 dan 5 tahun.

Lantas, pergerakan spread yield obligasi tenor 3 bulan dan 10 tahun menjadi sangat penting untuk diamati. Pasalnya, konfirmasi datang atau tidaknya resesi bisa berasal dari situ. Ketika inversi terjadi, kemungkinan besar resesi akan datang.

Celakanya, spread yield obligasi tenor 3 bulan dan 10 tahun terus saja menipis, walaupun angkanya masih positif (inversi belum terjadi). Per awal bulan lalu, nilainya adalah sebesar 82 bps. Per akhir perdagangan hari Jumat, nilainya tersisa 45 bps saja.

Jika spread yield obligasi tenor 3 bulan dan 10 tahun makin tipis pekan depan, bursa saham dunia, termasuk Indonesia, bisa ditinggalkan investor. (ank/gus)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular