
Simak 5 Sentimen Penggerak Pasar Minggu Depan
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
09 December 2018 20:42

Pada pekan depan, pelaku pasar perlu memantau ketat perkembangan perang dagang AS-China. Seiring berjalannya waktu, ternyata pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Xi Jingping di Buenos Aires beberapa waktu lalu menyisakan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.
Pernyataan resmi dari masing-masing negara menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan, seperti dilansir dari Washington Post yang mengutip publikasi dari Bloomberg.
Perbedaan tersebut meliputi tenggat waktu 90 hari untuk menyelesaikan konflik dagang serta klaim dari Trump yang menyatakan bahwa China akan meningkatkan pembelian produk-produk agrikultur dari AS secepatnya.
Pernyataan dari kubu AS juga menyinggung bahwa merger antara Qualcomm dan NXP bisa kembali dipertimbangkan oleh Presiden Xi setelah sempat diblok beberapa waktu yang lalu. Tak ada konfirmasi mengenai hal ini dari kubu China.
Pelaku pasar lantas dibuat bingung. Masing-masing negara memiliki pernyataan versinya sendiri yang menempatnya dirinya sebagai ‘pemenang’ dalam perundingan di sela-sela KTT G-20.
Memang, dalam perundingan itu tak ada kesepakatan formal yang ditandatangani oleh Trump dan Xi. Damai dagang pun bisa sewaktu-waktu kembali berubah menjadi perang dagang yang tereskalasi.
Perkembangan terbaru, kesepakatan dagang AS-China menjadi kian sulit dicapai seiring dengan penahanan Chief Financial Officer (CFO) Huawei global Meng Wanzhou di Vancouver, Kanada. Penangkapan ini datang menyusul perintah AS yang sedang melakukan investigasi terkait dengan penggunaan sistem perbankan global oleh Huawei untuk menghindari sanksi AS terhadap Iran. Salah satu bank yang terjebak dalam investigasi ini adalah HSBC.
China pun bereaksi keras atas kejadian ini. Pada hari Sabtu (8/12/2018) China memperingatkan Kanada bahwa akan ada konsekuensi yang berat jika pihaknya tak segera membebaskan Meng Wanzhou. (ank/gus)
Pernyataan resmi dari masing-masing negara menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan, seperti dilansir dari Washington Post yang mengutip publikasi dari Bloomberg.
Perbedaan tersebut meliputi tenggat waktu 90 hari untuk menyelesaikan konflik dagang serta klaim dari Trump yang menyatakan bahwa China akan meningkatkan pembelian produk-produk agrikultur dari AS secepatnya.
Pelaku pasar lantas dibuat bingung. Masing-masing negara memiliki pernyataan versinya sendiri yang menempatnya dirinya sebagai ‘pemenang’ dalam perundingan di sela-sela KTT G-20.
Memang, dalam perundingan itu tak ada kesepakatan formal yang ditandatangani oleh Trump dan Xi. Damai dagang pun bisa sewaktu-waktu kembali berubah menjadi perang dagang yang tereskalasi.
Perkembangan terbaru, kesepakatan dagang AS-China menjadi kian sulit dicapai seiring dengan penahanan Chief Financial Officer (CFO) Huawei global Meng Wanzhou di Vancouver, Kanada. Penangkapan ini datang menyusul perintah AS yang sedang melakukan investigasi terkait dengan penggunaan sistem perbankan global oleh Huawei untuk menghindari sanksi AS terhadap Iran. Salah satu bank yang terjebak dalam investigasi ini adalah HSBC.
China pun bereaksi keras atas kejadian ini. Pada hari Sabtu (8/12/2018) China memperingatkan Kanada bahwa akan ada konsekuensi yang berat jika pihaknya tak segera membebaskan Meng Wanzhou. (ank/gus)
Next Page
Inversi di Pasar Obligasi AS
Pages
Most Popular