Rupiah Terlemah di Asia Selama 2 Hari Beruntun!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 December 2018 16:36
Perang Dagang atau Damai Dagang?
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Seperti yang sudah disinggung, dolar AS memang sedang menguat secara global. Pada pukul 16:11 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback secara relatif terhadap enam mata uang utama dunia) menguat 0,06%. Indeks ini terus menguat sepanjang hari, belum pernah merasakan koreksi. 


Namun penguatan Dollar Index aga menipis, begitu pula pelemahan mata uang Asia termasuk rupiah. Awalnya investor mencemaskan prospek damai dagang AS-China yang agak memudar karena cuitan Presiden AS Donald Trump di Twitter.

Trump mengingatkan bahwa Washington dan Beijing hanya punya waktu 90 hari untuk menyelesaikan segara perbedaan di antara mereka. Jika sampai batas itu tidak tercapai kesepahaman, maka AS siap menaikkan bea masuk untuk impor produk-produk China senilai US$ 200 miliar dari 10% menjadi 25%. 

"Kami akan mencoba menyelesaikan (negosiaasi). Namun jika tidak, ingat bahwa saya adalah manusia bea masuk (Tariff Man)!," cuit Trump di Twitter. 


Ketidakjelasan nasib damai dagang AS-China menghantui benak pelaku pasar hampir seharian ini. Namun pada sore hari muncul harapan bahwa kesepakatan AS-China dapat tercapai dalam 90 hari. 

"Kami bekerja secara aktif dalam bernegosiasi dalam 90 hari sesuai dengan rencana. Kami meyakini ini (kesepakatan) bisa terwujud karena pembicaraan bilateral berjalan dengan sangat sukses," sebut keterangan tertulis Kementerian Perdagangan China, mengutip Reuters.

Kabar ini sedikit meredakan amukan dolar AS dan mengobati luka rupiah cs di Asia. Namun ada sentimen lain yang membuat greenback masih menjadi favorit pelaku pasar. 



(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular