Danai APBN 2019, RI Terbitkan Global Bond Rp 42,82 T

Irvin Avriano, CNBC Indonesia
04 December 2018 10:04
Pemerintah sukses menerbitkan obligasi global senilai US$ 3 miliar (setara Rp 42,82 triliun) yang dicatatkan di bursa Singapura dan Frankfurt.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah sukses menerbitkan obligasi global senilai US$ 3 miliar (setara Rp 42,82 triliun) yang dicatatkan di bursa Singapura dan Frankfurt.

"Dengan mengambil keuntungan dari kondisi pasar yang kondusif pasca KTT G-20, pemerintah mengakses pasar dolar AS dengan cepat dan oportunistik untuk melakukan pre-funding kebutuhan pembiayaan 2019," ujar rilis Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu hari ini (4/12/2018).

Gerak cepat pemerintah itu menghasilkan harga final (final pricing) tingkat imbal hasil (yield) untuk masing-masing seri dapat lebih ketat yaitu sebesar 27 basis poin (bps), 32 bps, dan 27 bps dari harga penawaran awal (initial price guidance).

Obligasi itu terdiri dari tiga seri, yaitu RI-0224 bertenor 5 tahun berkupon 4,45%, RI-0229 bertenor 10 tahun berkupon 4,75%, dan RI-0249 bertenor 30 tahun berkupon 5,35%.

Masing-masing seri dilepas pada yield 4,48%, 4,78%, dan 5,38% sehingga menghasilkan diskon bagi harganya yang menjadi 99,852%, 99,748%, dan 99,539%.

Penerbitan SUN global tersebut akan dicatatkan pada Singapore Stock Exchange dan Frankfurt Stock Exchange.

Komite pengatur penerbitan (joint bookrunners) dalam penerbitan ini yaitu ANZ, Citigroup, DBS Bank Ltd, Deutsche Bank dan Goldman Sachs (Singapore) Pte.

Sementara itu PT Bahana Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) bertindak sebagai co-managers.

Obligasi tersebut baru mendapatkan peringkat Baa2 dari Moody's.

Surat utang itu menjadi bagian dari total Rp 120 triliun (US$ 8,44 miliar) obligasi global yang berniat diterbitkan pemerintah untuk menunjang APBN 2019.

Penerbitan tersebut menunjukkan bahwa investor global masih meminat instrumen utang yang diterbitkan pemerintah, terlebih pemerintah memanfaatkan momentum damai dagang AS-China sehingga dapat meraih dana cepat sebelum rezim bunga yang lebih tinggi tahun depan.

Tahun depan, suku bunga acuan AS yaitu Fed Fund Rate direncanakan naik tiga kali lagi dan dapat memicu kenaikan suku bunga acuan domestik yaitu 7DRRR.

Terkait dengan pasar obligasi Amerika Serikat, saat ini kurva tingkat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) terbalik untuk pertama kalinya dalam dekade ini.

Reuters melaporkan yield tenor 10 tahun turun di bawah 3% kemarin setelah adanya minat investor untuk masuk ke dalam aset investasi setelah kekhawatiran perang dagang memudar. Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder.

Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. Pantauan terakhir dari Refinitiv pagi ini menunjukkan yield dari UST tenor 2 tahun dan 3 tahun sudah 2,811% dan 2,814%, di atas yield tenor 5 tahun 2,8%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]



(roy/roy) Next Article Danai Capex, PLN Bakal Terbitkan Global Bond

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular