Bos Antam Mengeluh, Produksi Naik tapi Harga Nikel Turun

Monica Wareza, CNBC Indonesia
03 December 2018 16:59
Dimana harga nikel di pasar internasional lebih rendah dibanding harga jual rata-rata tahunan.
Foto: Direktur Utama antam arie prabowo ariotedjo (CNBC Indonesia/Monica Wareza)
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) masih mengkhawatirkan penurunan harga jual nikel yang terjadi dalam dua bulan terakhir. Penjualan pada kuartal IV tahun ini tak akan lebibh tinggi dibanding periode sebelumnya lantaran harga jual yang lebih rendah.

Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan peningkatan produksi yang saat ini dilakukan perusahaan tak dibarengi dengan kenaikan harga. Dimana harga nikel di pasar internasional lebih rendah dibanding harga jual rata-rata tahunan.

"Quarter to quarter tidak terlalu signifikan karena produksi naik cukup baik tapi masalah harga tiga bulan terakhir masih turun. Sebagai contoh average harga US$ 6 per pon, dalam dolar US$ 13.200/ton tapi hari ini US$ 11.200/ton di LME jadi artinya 2-3 bulan penjualan akan di bawah harga rata-rata sembilan bulan tapi biaya masih di bawah harga jadi masih untung yang bisa diambil," papar Arie di Ritz Carlton, Jakarta Senin (3/12).

Tahun depan memprediksi harga jual rata-rata nikel masih akan berada di US$ 6 per pon, meski dalam kondisi nyata harga komoditas ini masih akan mengalami fluktiasi. Meski demikian, perusahaan optimis harga jual nikel akan terus membaik dan ditunjang oleh prospek jual nikel.

Beli ICA Murah
Arie menyebutkan bahwa saat ini progres pengambilalihan PT Indonesia Chemical Alumina (PT ICA) hingga 100% tinggal menunggu keputusan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Proses pengambilalihan saham molor dari target perusahaan sebelumnya yang dipatok bisa rampung pada akhir Agustus.

Arie menyebutkan bahwa perusahaan mengambil alih PT ICA darii Showa Denko dengan niai yang 'murah' lantaran pemegang saham pengendalinya asal Jepang ini sudah menyatakan telah membukukan kerugian di perusahaan tersebut sampai dengan 10 miliar yen.

"Harga sebenarnya Showa Denko mereka exit dan sudah bukukan kerugian 10 miliar yen jadi kira-kira apapun yang diinvest (akan) diright off. Kita belinya murah karena mereka mau keluar, jadi beli tidak beli sebesar kerugiannya, kalau sudah rugi kan mereka tidak akan bukukan pendapatan lagi," jelas dia.

Lebih lanjut, dia berharap di tahun depan PT ICA akan menjadi salah satu penopang kinerja perusahaan. Pasalnya perusahaan ini sudah kembali mulai beroperasi pada awal bulan lalu dan memasarkan produknya ke Taiwan. Meski belum mencapai batas kapasitas produksinya, jumlahnya akan terus meningkat hingga tahun depan.
(hps/hps) Next Article Antam Prediksi Harga Nikel Bisa Sentuh US$ 14 Ribu per Ton

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular