
Analisis Teknikal
AS dan China Gencatan Senjata, Bursa Asia dan IHSG Menguat
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
03 December 2018 13:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Sentimen perang dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS) yang mulai reda membawa berkah bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Bursa saham domestik tercatat dengan menguat 1,37% ke level 6.139 hingga penutupan sesi I, Senin (3/11/2018).
Harapan damai dagang antara dua negara yang memiliki perekonomian terbesar untuk sementara berakhir dengan positif. AS dan China mencapai kesepakatan selama 90 hari dengan mengumumkan gencatan senjata terkait sengketa perdagangan.
Pernyataan tertulis dari Gedung Putih menyebutkan, AS batal menaikkan tarif bea masuk dari 10% menjadi 25% untuk impor produk-produk China senilai US$ 200 miliar. Sedianya tarif ini akan berlaku 1 Januari 2019.
Menanggapi sentimen positif tersebut, pasar bursa utama Asia merespon pertemuan tersebut dengan menguat secara serentak. Hingga berita ini di muat, bursa saham Nikkei menguat 1,06%, Shanghai terbang 2,91%, Kospi loncat 1,61%, Hang Seng bertumbuh 2,83%.
Adapun sentimen lainnya yaitu dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis indeks harga konsumen November 2018. Selama bulan tersebut, terjadi inflasi sebesar 0,27% (month to month). Sementara secara tahunan atau year on year sebesar 3,23% tingkat inflasi di November 2018.
Kenaikan inflasi tersebut tidak menjadi momok bagi pelaku bursa saham. Hingga pukul 11:00 WIB ketika data tersebut dirilis, IHSG tidak mengalami gejolak. Kenaikan inflasi ditengah perlambatan ekonomi dunia seharusnya dianggap sebagai sesuatu yang positif karena ekonomi masih bergairah.
Secara volume perdagangan, transaksi hari ini tercatat lumayan ramai dengan membukukan Rp 6,3 triliun. Adapun investor asing tercatat melakukan penjualan bersih senilai Rp 167 miliar di semua pasar.
Lalu, kemana arah IHSG pada sesi dua akan bergerak? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:
Indeks dalam tren menguat secara jangka pendek. Hal ini terlihat dari pergerakannya yang berada di atas garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA5),
Pada sesi II IHSG kami perkirakan indeks akan bergerak menguat dengan menguji level 6.158, sebagai level penghalang (resistance) akan kenaikan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Cek Dulu Arah Gerak IHSG Sebelum Cari Cuan Hari Ini
Harapan damai dagang antara dua negara yang memiliki perekonomian terbesar untuk sementara berakhir dengan positif. AS dan China mencapai kesepakatan selama 90 hari dengan mengumumkan gencatan senjata terkait sengketa perdagangan.
Pernyataan tertulis dari Gedung Putih menyebutkan, AS batal menaikkan tarif bea masuk dari 10% menjadi 25% untuk impor produk-produk China senilai US$ 200 miliar. Sedianya tarif ini akan berlaku 1 Januari 2019.
Menanggapi sentimen positif tersebut, pasar bursa utama Asia merespon pertemuan tersebut dengan menguat secara serentak. Hingga berita ini di muat, bursa saham Nikkei menguat 1,06%, Shanghai terbang 2,91%, Kospi loncat 1,61%, Hang Seng bertumbuh 2,83%.
Adapun sentimen lainnya yaitu dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis indeks harga konsumen November 2018. Selama bulan tersebut, terjadi inflasi sebesar 0,27% (month to month). Sementara secara tahunan atau year on year sebesar 3,23% tingkat inflasi di November 2018.
Secara volume perdagangan, transaksi hari ini tercatat lumayan ramai dengan membukukan Rp 6,3 triliun. Adapun investor asing tercatat melakukan penjualan bersih senilai Rp 167 miliar di semua pasar.
Lalu, kemana arah IHSG pada sesi dua akan bergerak? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:
![]() |
Pada sesi II IHSG kami perkirakan indeks akan bergerak menguat dengan menguji level 6.158, sebagai level penghalang (resistance) akan kenaikan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Cek Dulu Arah Gerak IHSG Sebelum Cari Cuan Hari Ini
Most Popular