Apakah Badai Sudah Berlalu Buat Rupiah?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 November 2018 14:50
Bungan Acuan Naik, Rupiah Kian Seksi
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Sementara faktor kedua adalah kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang hawkish pada tahun ini. Sejak Mei, bank sentral sudah menaikkan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 175 basis poin (bps). 

Kemungkinan posisi (stance) kebijakan moneter BI tidak akan berubah banyak tahun depan. Perry Warjiyo, Gubernur BI, mengungkapkan pendekatan preemtif dan ahead the curve masih akan dikedepankan pada 2019. Kebijakan moneter juga lebih condong ke arah menjaga stabilitas ketimbang mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Oleh karena itu, kemungkinan BI masih akan menaikkan suku bunga acuan secara gradual pada 2019. BI, yang mengedepankan pendekatan preemtif dan ahead the curve, tentu tidak ingin ketinggalan kereta karena tahun depan The Federal Reserve/The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga setidaknya tiga kali. Bank Sentral Uni Eropa (ECB) juga sepertinya mulai menaikkan suku bunga pada musim panas (tengah tahun) 2019. 

Kenaikan BI 7 Day Reverse Repo Rate akan ikut mengerek imbalan investasi di Indonesia, utamanya di instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi. Ada ekspektasi imbal hasil (yield) obligasi akan naik sehingga investor memburu instrumen tersebut. 

Didasari oleh misi pencarian cuan, investor asing rajin mengoleksi obligasi pemerintah Indonesia. Per 27 November, kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara (SBN) tercatat Rp 897,89 triliun. Naik 3,99% dalam sebulan terakhir.  

Dua faktor tersebut, yaitu penurunan harga minyak dan kenaikan suku bunga acuan, menjadi alasan pulihnya kepercayaan investor kepada rupiah. Untuk saat ini, kita boleh bernafas lega karena sepertinya badai sudah berlalu meski bukan tidak mungkin dia akan datang lagi.  

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular