Internasional
Pasca-Lepas SMCB, LafargeHolcim Target Kenaikan Laba
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
28 November 2018 18:46

Birmingham, CNBC Indonesia - Produsen semen terbesar di dunia LafargeHolcim mengharapkan pertumbuhan penjualan lebih lambat tetapi profitabilitas yang lebih tinggi di 2019, kata perusahaan, Rabu (28/11/2018). Perusahaan menambahkan bahwa mereka mengandalkan "permintaan pasar yang solid" pada bahan bangunannya.
Perusahaan Prancis-Swiss ini mengharapkan pertumbuhan penjualan setahun penuh sebesar 3% hingga 5% tahun depan. Ini adalah pelambatan dari 4% hingga 6% yang ditargetkan untuk tahun ini, setelah pelepasan bisnis dan perubahan kurs mata uang.
Perusahaan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan berulang sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi setidaknya 5% pada 2019, naik dari target pertumbuhan 3% hingga 5% pada 2018.
Saham perusahaan naik 1,3% dalam sesi perdagangan premarket karena para investor menyambut target laba yang lebih tinggi, dilansir dari Reuters.
Prospek ini dibuat sebagai persiapan LafargeHolcim untuk pertemuan investor hari Rabu yang untuk kali pertama dipimpin oleh Chief Executive Jan Jenisch di kota Inggris, Birmingham. Ia berfokus pada pemotongan biaya, berkonsentrasi pada pasar tertentu, dan melakukan akuisisi kecil.
Kinerja perusahaan pada tahun 2018 menunjukkan strategi ini berhasil, dengan struktur perusahaan yang lebih sederhana daripada sebelumnya dan mencapai targetnya dalam menghemat 400 juta franc (US$400 juta/ Rp 7 triliun), kata eksekutif.
Pada Mei, perusahaan mengumumkan penutupan kantornya di Singapura, Paris, dan Miami, serta rencana untuk memindahkan kantor pusatnya dari Zurich. LafargeHolcim telah mengatakan akan menjual aset senilai sekitar 2 miliar franc dan juga bisa keluar dari dua atau tiga negara.
Sejauh ini, kesepakatan terbesar datang pada awal bulan ini ketika LafargeHolcim menjual bisnisnya di Indonesia kepada PT. Semen Indonesia Tbk (SMGR) sekitar US$917 juta.
"Dengan divestasi baru-baru ini pada operasi kami di Indonesia, kami mencapai tonggak utama dalam memfokuskan portofolio kami yang memungkinkan kami untuk mempercepat deleveraging," kata Jenisch.
Ia menambahkan dirinya bertujuan untuk mempercepat penurunan utang pada 2019, memotong rasio utang bersih terhadap EBITDA berulang menjadi 2 atau kurang pada akhir tahun.
Jenisch juga menegaskan target LafargeHolcim untuk pertumbuhan penjualan bersih 4% hingga 6% pada 2018 dan meningkatkan EBITDA berulang sebesar 3% hingga 5%, keduanya atas basis like-for-like.
(prm) Next Article Saham SMCB Liar Lagi, Rumor Penjualan Saham Belum Terjawab
Perusahaan Prancis-Swiss ini mengharapkan pertumbuhan penjualan setahun penuh sebesar 3% hingga 5% tahun depan. Ini adalah pelambatan dari 4% hingga 6% yang ditargetkan untuk tahun ini, setelah pelepasan bisnis dan perubahan kurs mata uang.
Perusahaan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan berulang sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi setidaknya 5% pada 2019, naik dari target pertumbuhan 3% hingga 5% pada 2018.
Prospek ini dibuat sebagai persiapan LafargeHolcim untuk pertemuan investor hari Rabu yang untuk kali pertama dipimpin oleh Chief Executive Jan Jenisch di kota Inggris, Birmingham. Ia berfokus pada pemotongan biaya, berkonsentrasi pada pasar tertentu, dan melakukan akuisisi kecil.
Kinerja perusahaan pada tahun 2018 menunjukkan strategi ini berhasil, dengan struktur perusahaan yang lebih sederhana daripada sebelumnya dan mencapai targetnya dalam menghemat 400 juta franc (US$400 juta/ Rp 7 triliun), kata eksekutif.
![]() |
Pada Mei, perusahaan mengumumkan penutupan kantornya di Singapura, Paris, dan Miami, serta rencana untuk memindahkan kantor pusatnya dari Zurich. LafargeHolcim telah mengatakan akan menjual aset senilai sekitar 2 miliar franc dan juga bisa keluar dari dua atau tiga negara.
Sejauh ini, kesepakatan terbesar datang pada awal bulan ini ketika LafargeHolcim menjual bisnisnya di Indonesia kepada PT. Semen Indonesia Tbk (SMGR) sekitar US$917 juta.
"Dengan divestasi baru-baru ini pada operasi kami di Indonesia, kami mencapai tonggak utama dalam memfokuskan portofolio kami yang memungkinkan kami untuk mempercepat deleveraging," kata Jenisch.
Ia menambahkan dirinya bertujuan untuk mempercepat penurunan utang pada 2019, memotong rasio utang bersih terhadap EBITDA berulang menjadi 2 atau kurang pada akhir tahun.
Jenisch juga menegaskan target LafargeHolcim untuk pertumbuhan penjualan bersih 4% hingga 6% pada 2018 dan meningkatkan EBITDA berulang sebesar 3% hingga 5%, keduanya atas basis like-for-like.
(prm) Next Article Saham SMCB Liar Lagi, Rumor Penjualan Saham Belum Terjawab
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular