Rupiah Terdampar ke Dasar Klasemen Mata Uang Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 November 2018 16:47
Rupiah Terdampar ke Dasar Klasemen Mata Uang Asia
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah bahkan masuk jajaran mata uang terlemah di Asia. 

Pada Selasa (27/11/2018), US$ 1 dibanderol Rp 14.510 kala penutupan pasar spot. Rupiah melemah 0,28% dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya. 

Pelemahan ini sudah dapat diperkirakan sebelum pasar spot dibuka. Pasalnya, tanda-tanda depresiasi rupiah sudah terlihat di pasar Non-Deliverable Market (NDF). 


Mengawali hari, rupiah sudah melemah 0,1%. Selepas itu depresiasi rupiah semakin dalam dan menjadi mata uang terlemah di Asia. 


Setelah tengah hari, pelemahan rupiah berangsur menipis. Namun jelang penutupan pasar, pelemahan rupiah kembali bertambah dalam dan akhirnya ditutup melemah 0,28%. 


Berikut pergerakan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah sepanjang hari ini: 

 

Memang benar bahwa mata uang Asia mayoritas juga melemah terhadap dolar AS. Namun rupiah belum bisa melepaskan 'gelar' sebagai mata uang terlemah di Benua Kuning. Ya, untuk urusan melemah di hadapan greenback rupiah adalah yang nomor 1. 

Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang utama terhadap dolar AS pada pukul 16:12 WIB: 




(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Tidak cuma rupiah cs di Asia melemah, karena dolar AS sedang menguat secara global. Pada pukul 16:17 WIB, Dollar Index (yang mengukur greenback di hadapan enam mata uang utama) menguat 0,12%  

Penguatan dolar AS hadir seiring perilaku risk aversion pelaku pasar. Investor melihat risiko perang dagang AS-China bisa kembali berkobar, meski Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan bertemu di sela-sela KTT G20 di Argentina 2 hari lagi. 

Pasalnya, Trump masih bersikap galak terhadap China. Dalam wawancara dengan Wall Street Journal, Trump menyatakan masih mempertimbangkan pengenaan bea masuk baru bagi produk-produk China. 

"Satu-satunya cara mencapai kesepakatan adalah jika China membuka perekonomiannya kepada dunia, termasuk AS. Jika tidak ada kesepakatan, maka saya akan mengenakan (bea masuk) tambahan US$ 267 miliar," tegasnya. 

Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak yakin Trump-Xi dapat mencapai kesepahaman di Buenos Aires. Jokowi berkaca pada pengalaman penyusunan komunike Kerja Sama Ekonomi Asa-Pasifik (APEC) yang berakhir buntu. 

"Ini pertama kali dalam 29 tahun pertemuan gagal menghasilkan komunike, pernyataan bersama. Semoga ada keajaiban nanti di G20, meski feeling saya bilang mereka tidak bisa sepakat," ujar Jokowi.

 
Mendengar kabar ini, mental pelaku pasar langsung down. Tidak ada lagi keberanian untuk mengambil risiko dan bermain dengan aset-aset di negara berkembang. Semua kembali ke pelukan dolar AS yang berstatus sebagai safe haven


(BERLANJUT KE HALAMAN 3)


Selain faktor eksternal, sentimen domestik juga kemungkinan berperan memperberat langkah rupiah. Bank Indonesia (BI) merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019 dari 5,1-5,5% menjadi 5-5,4%. 


Meski lebih cepat dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2018 yang diperkirakan BI di kisaran 5,1%, tetapi mungkin sebagian pelaku pasar melihat ada penurunan optimisme dari bank sentral. Hal ini sebenarnya wajar karena masih tingginya ketidakpastian ekonomi global tahun depan. 

"Pertumbuhan ekonomi dunia yang pada 2018 diperkirakan sekitar 3,73% kemungkinan akan melandai ke 3,7% pada 2019. Perkembangan tersebut mendorong volume perdagangan dan harga komoditas dunia tetap rendah. Menjadi tantangan bagi kita untuk menjadikan ekspor sebagai sumber pertumbuhan ekonomi nasional," papar Perry Warjiyo, Gubernur BI. 

Namun tetap saja potensi perlambatan ekonomi nasional pada 2019 menjadi sentimen negatif yang bisa membebani rupiah. Ditambah dengan isu perang dagang, rupiah memang sulit berbicara banyak. 

Kemarin, rupiah berhasil menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di Asia. Hari ini roda nasib berputar 180 derajat. Rupiah harus puas menduduki dasar klasemen mata uang Asia.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular