Sudah Cenderung Murah, Harga CPO Naik 1,6% di Awal Pekan

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
19 November 2018 13:10
Harga CPO kontrak Februari 2019 di Bursa Malaysia menguat 1,62% ke MYR 2.004/ton pada perdagangan hari Senin (19/11/2018), hingga pukul 11.30 WIB.
Foto: Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak Februari 2019 di Bursa Derivatif Malaysia menguat 1,62% ke MYR 2.004/ton pada perdagangan hari ini Senin (19/11/2018), hingga pukul 11.30 WIB, atau penutupan perdagangan sesi 1.

Dengan pergerakan itu, harga komoditas unggulan agrikultur Malaysia dan Indonesia ini kembali merangkak ke atas level psikologis MYR 2.000/ton.

Sebagai informasi, harga CPO amblas sebesar 3,33% secara point-to-point di sepanjang pekan lalu. Harga komoditas ini sempat terperosok ke bawah level psikologis MYR 2.000/ton untuk pertama kalinya sejak awal September 2015.

Selain harganya sudah cenderung murah, ekspor minyak kelapa sawit Malaysia yang mampu tumbuh positif di bulan ini, nampaknya menjadi pendorong  bagi investor untuk melakukan aksi beli di awal pekan ini.



Tidak hanya melemah 3% lebih dalam sepekan terakhir, harga CPO juga sudah jatuh 9,83% di sepanjang bulan November ini. Adapun sejak awal tahun pelemahannya  berada di kisaran 22%. Alhasil, harga CPO pun sudah cenderung murah di mata investor. Hal ini akhirnya mendorong aksi beli di pasar komoditas ini.

Selain itu, mengutip data AmSpec Agri Malaysia, ekspor produk minyak kelapa sawit Malaysia meningkat 2% secara bulanan (month-to-month/MtM) ke angka 549.488 ton pada periode 1-15 November. Senada dengan itu, lembaga lainnya Societe Generale de Surveillance (SGS) juga melaporkan peningkatan ekspor sebesar 1% MtM ke 557.881 ton di periode yang sama.

BACA: Ekspor Menggeliat, Harga CPO Pulih dan Menguat Nyaris 1%

Bangkitnya ekspor hingga pertengahan bulan ini menjadi sinyal positif bahwa stok minyak kelapa sawit di Malaysia tidak akan terlalu membuncah. Sebelumnya, stok di Indonesia dan Malaysia (dua produsen CPO utama dunia) diekspektasikan meningkat dalam 2 bulan ke depan. Penyebabnya, tingkat produksi yang memang tinggi di akhir tahun, serta permintaan impor yang diramal lesu pada musim dingin.

Kemudian, kenaikan harga CPO juga didukung oleh kenaikan harga minyak kedelai kontrak acuan di Chicago Board of Trade (CBoT). Hingga pukul 12.44 WIB hari ini, harganya menguat sebesar 0,11%, mampu rebound pasca anjlok 1% lebih di akhir pekan lalu.

Seperti diketahui, harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga kedelai naik, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut menguat.

Meski demikian, fundamental CPO sejatinya belum terlalu mendukung. Pekan lalu, Malaysian Palm Oil Board (MPOB) merilis bahwa stok minyak kelapa sawit Malaysia naik 7,6% MtM  ke 2,72 juta ton pada Oktober.

Meski masih lebih rendah dari survei Reuters yang mengestimasikan kenaikan sebesar 14,1% MtM, namun nampaknya stok sebesar itu masih dianggap cukup tinggi oleh pelaku pasar. Secara historis, stok minyak kelapa sawit Negeri Jiran telah meningkat selama 5 bulan berturut-turut ke level tertingginya sejak Desember 2017.

Sentimen fundamental yang kurang sedap ini lantas masih berpeluang menekan pergerakan harga pada perdagangan sesi 2 hari ini. 

 (TIM RISET CNBC INDONESIA)



(RHG/gus) Next Article 4 Hari Melemah, Harga CPO Mulai Naik Kembali

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular