
Ekspor Menggeliat, Harga CPO Pulih dan Menguat Nyaris 1%
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
15 November 2018 16:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak Januari 2019 di Bursa Derivatif Malaysia menguat 0,96% ke MYR 1.992/ton pada perdagangan hari ini Kamis (15/11/2018), hingga pukul 15.20 WIB.
Dengan pergerakan itu, harga komoditas unggulan agrikultur Malaysia dan Indonesia ini berpeluang mengalami rebound, sekaligus memutus pelemahannya selama 7 hari berturut-turut.
Sebagai informasi, harga CPO amblas sebesar 1,69% pada perdagangan kemarin. Harga komoditas ini lantas terperosok ke bawah level psikologis MYR 2.000/ton untuk pertama kalinya sejak awal September 2015.
BACA: Pertama Kali Sejak 2015, Harga CPO ke Bawah MYR 2.000/ton
Selain harganya sudah cenderung murah, ekspor minyak kelapa sawit Malaysia yang mampu tumbuh positif di bulan ini, nampaknya menjadi pendorong bagi investor untuk melakukan aksi beli.
Sejatinya, fundamental CPO amat tidak mendukung pergerakan harga. Kemarin lusa, Malaysian Palm Oil Board (MPOB) merilis bahwa stok minyak kelapa sawit Malaysia naik 7,6% secara bulanan (month-to-month/MtM) ke 2,72 juta ton pada Oktober.
Meski masih lebih rendah dari survei Reuters yang mengestimasikan kenaikan sebesar 14,1% MtM, namun nampaknya stok sebesar itu masih dianggap cukup tinggi oleh pelaku pasar. Secara historis, stok minyak kelapa sawit Negeri Jiran telah meningkat selama 5 bulan berturut-turut ke level tertingginya sejak Desember 2017.
Kenaikan stok di bulan lalu itu didukung oleh peningkatan produksi minyak kelapa sawit sebesar 6% MtM ke 1,96 juta ton, serta realisasi ekspor yang turun 3% MtM ke 1,57 juta ton, masih mengutip data dari MPOB.
Saat stok membanjir, sudah dipastikan harga pun akan tertekan. Hingga perdagangan sesi 1 hari ini, harga CPO malah masih tercatat melemah tipis 0,05%. Namun memasuki sesi 2, muncul sentimen yang mampu menopang pergerakan harga.
Mengutip data AmSpec Agri Malaysia, ekspor produk minyak kelapa sawit Malaysia meningkat 2% MtM ke angka 549.488 ton pada periode 1-15 November. Senada dengan itu, lembaga lainnya Societe Generale de Surveillance (SGS) juga melaporkan peningkatan ekspor sebesar 1% MtM ke 557.881 ton di periode yang sama.
Bangkitnya ekspor hingga pertengahan bulan ini menjadi sinyal positif bahwa stok minyak kelapa sawit di Malaysia tidak akan terlalu membuncah.
Sebelumnya permintaan impor India (importir CPO utama dunia) diramal tidak akan meningkat pada periode November - Januari, meski harga minyak kelapa sawit sudah cukup murah. Penyebabnya, pasokan minyak kedelai juga sedang melimpah di Negeri Bollywood.
Dengan performa ekspor yang menggeliat pada bulan ini, setidaknya pelaku pasar bisa agak bernafas lega.
Selain itu, kenaikan harga CPO juga didukung oleh kenaikan harga minyak kedelai kontrak acuan di Chicago Board of Trade (CBoT). Hingga pukul 15.24 WIB, harganya menguat sebesar 0,58%. Kemarin, harga komoditas ini juga mampu menguat tipis 0,07%.
Seperti diketahui, harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga kedelai naik, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut menguat.
(TIM RISET CNBC INDONESIA)
(RHG/gus) Next Article 4 Hari Melemah, Harga CPO Mulai Naik Kembali
Dengan pergerakan itu, harga komoditas unggulan agrikultur Malaysia dan Indonesia ini berpeluang mengalami rebound, sekaligus memutus pelemahannya selama 7 hari berturut-turut.
Sebagai informasi, harga CPO amblas sebesar 1,69% pada perdagangan kemarin. Harga komoditas ini lantas terperosok ke bawah level psikologis MYR 2.000/ton untuk pertama kalinya sejak awal September 2015.
Selain harganya sudah cenderung murah, ekspor minyak kelapa sawit Malaysia yang mampu tumbuh positif di bulan ini, nampaknya menjadi pendorong bagi investor untuk melakukan aksi beli.
Sejatinya, fundamental CPO amat tidak mendukung pergerakan harga. Kemarin lusa, Malaysian Palm Oil Board (MPOB) merilis bahwa stok minyak kelapa sawit Malaysia naik 7,6% secara bulanan (month-to-month/MtM) ke 2,72 juta ton pada Oktober.
Meski masih lebih rendah dari survei Reuters yang mengestimasikan kenaikan sebesar 14,1% MtM, namun nampaknya stok sebesar itu masih dianggap cukup tinggi oleh pelaku pasar. Secara historis, stok minyak kelapa sawit Negeri Jiran telah meningkat selama 5 bulan berturut-turut ke level tertingginya sejak Desember 2017.
Kenaikan stok di bulan lalu itu didukung oleh peningkatan produksi minyak kelapa sawit sebesar 6% MtM ke 1,96 juta ton, serta realisasi ekspor yang turun 3% MtM ke 1,57 juta ton, masih mengutip data dari MPOB.
Saat stok membanjir, sudah dipastikan harga pun akan tertekan. Hingga perdagangan sesi 1 hari ini, harga CPO malah masih tercatat melemah tipis 0,05%. Namun memasuki sesi 2, muncul sentimen yang mampu menopang pergerakan harga.
Mengutip data AmSpec Agri Malaysia, ekspor produk minyak kelapa sawit Malaysia meningkat 2% MtM ke angka 549.488 ton pada periode 1-15 November. Senada dengan itu, lembaga lainnya Societe Generale de Surveillance (SGS) juga melaporkan peningkatan ekspor sebesar 1% MtM ke 557.881 ton di periode yang sama.
Bangkitnya ekspor hingga pertengahan bulan ini menjadi sinyal positif bahwa stok minyak kelapa sawit di Malaysia tidak akan terlalu membuncah.
Sebelumnya permintaan impor India (importir CPO utama dunia) diramal tidak akan meningkat pada periode November - Januari, meski harga minyak kelapa sawit sudah cukup murah. Penyebabnya, pasokan minyak kedelai juga sedang melimpah di Negeri Bollywood.
Dengan performa ekspor yang menggeliat pada bulan ini, setidaknya pelaku pasar bisa agak bernafas lega.
Selain itu, kenaikan harga CPO juga didukung oleh kenaikan harga minyak kedelai kontrak acuan di Chicago Board of Trade (CBoT). Hingga pukul 15.24 WIB, harganya menguat sebesar 0,58%. Kemarin, harga komoditas ini juga mampu menguat tipis 0,07%.
Seperti diketahui, harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga kedelai naik, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut menguat.
(TIM RISET CNBC INDONESIA)
(RHG/gus) Next Article 4 Hari Melemah, Harga CPO Mulai Naik Kembali
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular