Sempat Naik 1,73% IHSG Ditutup Hanya Naik 0,95%, Kenapa?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 November 2018 17:17
Saham Bank BUKU IV Jadi Primadona
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Saham-saham bank BUKU IV memotori penguatan IHSG: PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 2,69%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 2,35%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 0,68%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 0,61%, dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) naik 0,58%.

Penguatan rupiah membuat investor mengapresiasi saham-saham bank BUKU IV. Faktor domestik menjadi penopang penguatan rupiah ditengah aksi jual mata uang negara-negara Asia.

Kemarin, Bank Indonesia (BI) secara mengejutkan mengerek suku bunga acuan sebesar 25bps ke level 6%. Keputusan ini mengejutkan lantaran konsensus yang dihimpun oleh Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan di level 5,75%.

Dengan dinaikannya suku bunga acuan, maka imbal hasil investasi pendapatan tetap di tanah air akan menjadi semakin kompetitif sehingga diharapkan bisa menarik aliran dana investor asing. Pada akhirnya, defisit di pos transaksi berjalan akan bisa diimbangi oleh surplus di pos transaksi modal dan finansial.

Sebagai informasi, prospek transaksi berjalan di kuartal-IV nampaknya cukup suram. Kemarin siang, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan defisit neraca dagang periode Oktober 2018 di angka US$ 1,82 miliar, jauh lebih dalam dari konsensus yang sebesar US$ 62,5 juta. Defisit bulan Oktober menjadi yang terdalam sejak Juli 2017. Kala itu, defisit neraca dagang adalah sebesar US$ 2,01 miliar.

Kemudian, rupiah dibuat menguat seiring dengan langkah konkret pemerintah dalam memperbaiki defisit transaksi berjalan (current Account Deficit/CAD) dengan meluncurkan paket kebijakan ekonomi jilid 16.

Paket kebijakan seri terbaru ini diluncurkan pada pagi tadi di Istana Negara oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution bersama Gubernur BI Perry Warjiyo, Wakil Ketua OJK Nurhaida, dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto

"Apa yang kita umumkan sebenarnya sifatnya untuk jangka panjang dan memang memperbaiki CAD," papar Darmin.

Ada 3 poin penting dari paket kebijakan ekonomi seri terbaru ini yakni perluasan fasilitas pengurangan PPh Badan, relaksasi Daftar Negatif Investasi (DNI), dan pengaturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) melalui Special Deposit Account (SDA).

SDA sendiri merupakan sebuah rekening deposito khusus yang dibuka untuk menampung DHE. Nantinya, akan ada insentif berupa pemotongan pajak bunga deposito bagi para eksportir yang menyimpan dananya dalam SDA. Jika DHE dikonversi ke rupiah, insentif yang diterima akan menjadi lebih besar.

Darmin mengungkapkan bahwa DHE yang terkait sumber daya alam yakni pertambangan, perkebunan, kehutanan, dan perikanan diwajibkan untuk ditempatkan di tanah air.

Kehadiran SDA akan membuat pasokan dolar AS bertambah besar lantaran DHE akan didorong untuk parkir di dalam negeri. Ketika pasokan dolar AS membludak, tentu harganya akan turun. (ank/hps)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular