Sempat Naik 1,73% IHSG Ditutup Hanya Naik 0,95%, Kenapa?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 November 2018 17:17
Rupiah Terpeleset
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Sepanjang hari ini, rupiah terus menguat melawan dolar AS dan menjadi mata uang dengan performa terbaik di kawasan Asia. Rupiah bahkan sempat menguat hingga 0,99% ke level Rp Rp 14.530/dolar AS, di mana ini merupakan level terkuat sejak sejak 10 Agustus 2018 lalu atau lebih dari 3 bulan.

Namun menjelang penutupan perdagangan, penguatan rupiah terus menipis dan berakhir sebesar 0,46% di level Rp 14.608/dolar AS. Sejatinya, kondisi sedang tak begitu mendukung bagi rupiah untuk menguat secara signifikan lantaran mata uang negara-negara Asia lainnya sedang dilepas investor.

Hingga sore hari, hanya rupee (0,18%) dan yen (0,26%) yang mampu menguat melawan dolar AS di pasar spot.

Perkembangan mengenai perang dagang AS-China yang cukup mengkhawatirkan membuat dolar AS lebih menjadi pilihan investor. Financial Times sempat menyebut bahwa Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer telah bertemu dengan para pengusaha dan berjanji untuk menunda pengenaan bea masuk baru kepada China untuk sementara.

Namun, kantor Perwakilan Dagang AS kemudian mengeluarkan pernyataan yang menyanggah kabar tersebut.

"Tidak ada kehadiran beliau di hadapan para pengusaha dan menyatakan bahwa pengenaan bea masuk ditunda. Kerangka bea masuk masih sesuai dengan rencana. Laporan yang menyebutkan sebaliknya adalah tidak benar,” tegas pernyataan tersebut.

Sebagai informasi, pada September 2018 AS resmi mengenakan bea masuk 10% atas importasi produk asal China senilai US$ 200 miliar. Presiden AS Donald Trump kemudian mengancam akan mengenakan bea masuk baru lainnya yang menyasar importasi produk China senilai US$ 267 miliar.

Kemudian, ketidakpastian terkait dengan pemisahan diri Inggris dari Uni Eropa (Brexit) membuat investor semakin gencar melepas mata uang negara-negara Benua Kuning. Sehari pasca Perdana Menteri Inggris Theresa May berhasil mengamankan dukungan dari kabinetnya terkait dengan draf Brexit, Menteri Urusan Brexit Dominic Raab mengundurkan diri dari posisinya.

Dalam suratnya kepada May yang dipublikasikan kemarin (15/11/2018), Raab mengatakan bahwa dirinya tak dapat menerima draf Brexit setelah semua hal yang telah dijanjikan oleh Partai Konservatif dalam pemilihan umum pada tahun lalu.

Terakhir, dolar AS menguat seiring dengan persepsi mengenai kenaikan suku bunga acuan oleh the Federal Reserve pada penghujung tahun yang kian besar. Hal ini terjadi pasca rilis data pertumbuhan penjualan barang-barang ritel periode Oktober 2018 di AS yang sebesar 0,8% MoM, mengalahkan konsensus yang sebesar 0,6% MoM, seperti dilansir dari Forex Factory.

Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 15 November 2018, kemungkinan bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25bps bulan Desember adalah sebesar 72,3%, lebih tinggi dari posisi 1 minggu lalu yang sebesar 71,1%. 

Pada akhirnya, penguatan rupiah yang terpangkas signifikan membuat IHSG juga kehilangan pijakannya. (ank/hps)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular