Neraca Dagang Jebol US$ 1,82 M, IHSG Tinggalkan 5.900

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 November 2018 11:45
IHSG bergerak turun dan meninggalkan level psikologis 5.900 pasca BPS merilis data ekspor-impor periode Oktober 2018.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak turun dan meninggalkan level psikologis 5.900 pasca Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data ekspor-impor periode Oktober 2018.

Sepanjang Oktober, ekspor tercatat tumbuh sebesar 3,59% YoY, mengalahkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 1,4% YoY. Sementara itu, impor meroket 23,66%, mengalahkan konsensus yang sebesar 10% YoY.

Dengan demikian, defisit neraca dagang tercatat sebesar US$ 1,82 miliar, jauh lebih dalam dari konsensus yang sebesar US$ 62,5 juta. Pada bulan September, neraca dagang Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$ 227 juta.

Defisit bulan Oktober sekaligus menjadi yang terdalam sejak Juli 2017. Kala itu, defisit neraca dagang adalah sebesar US$ 2,01 miliar.

Sebelum data perdagangan internasional diumumkan, IHSG diperdagangkan di level 5.923,95 (+1,12% dibandingkan penutupan perdagangan hari Rabu, 14/11/2018). Kini, IHSG diperdagangkan di level 5.891,24 atau naik sebesar 0,56% saja.

Dengan defisit neraca dagang yang begitu dalam, maka akan menjadi sulit untuk menekan defisit neraca berjalan/current account deficit (CAD) periode kuartal-IV 2018. Pada kuartal-III 2018, CAD mencapai 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB), terdalam sejak kuartal II-2014.

Dengan prospek CAD yang masih suram, rupiah pun terlihat mulai kehilangan pijakan. Sebelum data perdagangan internasional diumumkan, rupiah menguat sebesar 0,2% di pasar spot ke level Rp 14.755/dolar AS. Kini, penguatan rupiah menipis menjadi 0,07% saja ke level Rp 14.775/dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Dari Apel China Sampai Kapas, Penyebab Impor Juli Meroket

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular