Dari Apel China Sampai Kapas, Penyebab Impor Juli Meroket
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
15 August 2018 11:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang Juli 2018 nilai impor Indonesia mencapai US$ 18,27 miliar. Impor yang melebar ini naik 31,56% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar US$ 13,89 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan impor meningkat karena kenaikan penggunaan barang konsumsi yang terjadi selama bulan lalu. Jika dilihat sektor konsumsi sebesar US$ 1,72 miliar atau naik 60,75% dibandingkan tahun lalu diperiode yang sama.
"Konsumsi yang naik adalah beras, apel dari China, kemudian ada daging dari India dan beberapa jenis obat-obatan. Itu yang sebabkan impor konsumsi kita naik," kata Kecuk di Kantornya, Rabu (15/8/2018).
Impor bahan baku sebesar US$ 16,67 miliar atau naik hingga 30,07% YoY dan MtM naik 59,28%. Kenaikan bahan baku terjadi pada komoditas kapas dari Amerika Serikat (AS), kedelai juga naik tinggi dan kemudian beberapa bahan kimia serta bahan kimia organik.
Impor barang modal juga tercatat melebar sebesar US$ 2,88 miliar atau naik 24,81 YoY dan naik 71,95% MtM.
"Barang modal naik diharapkan dapat menggerakan investasi dan pertumbuhan ekonomi kita. Naik karena ada beberapa mesin harus kita impor, portable receiver, beberapa jenis kendaraan kemudian juga ada beberapa eskavator," tutur Suhariyanto.
(dru) Next Article Neraca Dagang Maret 2020 Surplus US$ 740 Juta
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan impor meningkat karena kenaikan penggunaan barang konsumsi yang terjadi selama bulan lalu. Jika dilihat sektor konsumsi sebesar US$ 1,72 miliar atau naik 60,75% dibandingkan tahun lalu diperiode yang sama.
"Konsumsi yang naik adalah beras, apel dari China, kemudian ada daging dari India dan beberapa jenis obat-obatan. Itu yang sebabkan impor konsumsi kita naik," kata Kecuk di Kantornya, Rabu (15/8/2018).
Impor barang modal juga tercatat melebar sebesar US$ 2,88 miliar atau naik 24,81 YoY dan naik 71,95% MtM.
"Barang modal naik diharapkan dapat menggerakan investasi dan pertumbuhan ekonomi kita. Naik karena ada beberapa mesin harus kita impor, portable receiver, beberapa jenis kendaraan kemudian juga ada beberapa eskavator," tutur Suhariyanto.
(dru) Next Article Neraca Dagang Maret 2020 Surplus US$ 740 Juta
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular