Investor Asing Kembali Masuk, Harga Obligasi RI Terbang

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
14 November 2018 19:56
Penguatan harga obligasi beriringan dengan apresiasi di sebagian besar pasar obligasi negara berkembang lainnya.
Foto: Freepik
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga obligasi rupiah pemerintah ditutup semakin menguat pada akhir perdagangan hari ini. Penguatan tersebut beriringan dengan apresiasi di sebagian besar pasar obligasi negara berkembang lain.
 
Merujuk data Reuters, menguatnya harga surat berharga negara (SBN) itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield). Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder.
 
Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
 
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun.
 
Seri acuan yang paling menguat adalah seri FR0075 yang bertenor 20 tahun, dengan penurunan 9 basis poin (bps) mnejadi 8,56%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
 
Seri acuan lain juga menguat yaitu seri 5 tahun, 10 tahun dan 15 tahun dengan yield yang turun 5 bps, 8 bps, dan 8 bps menjadi 8,04%, 8,14%, dan 8,41%.
 
Penguatan di sore hari lebih besar dibandingkan yang terjadi di awal perdagangan, dan turut dibarengi masuknya aliran dana investor global ke negara berkembang lain sehingga mengindikasikan risiko global sedang berkurang.
 
Foto: CNBC Indonesia

Penguatan pasar obligasi pemerintah hari ini juga tercermin pada harga obligasi wajarnya, yang tercemin oleh naiknya indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA). Indek tersebut naik 0,79 poin (0,35%) menjadi 232 dari posisi kemarin 231,2.

Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 501 bps, menyempit dari posisi kemarin 506 bps. Yield UST mencapai 3,13% dari posisi kemarin 3,16%.

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 881,85 triliun, berporsi 37,22% SBN rupiah dari total beredar Rp 2.369 triliun.

Jumlah itu masih positif Rp 17,53 triliun dibanding akhir Oktober Rp 864,32 triliun, dan membuat porsinya sudah naik dari 36,93% pada periode yang sama.

Penguatan di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas dan pasar nilai tukar mata uang. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,4% menjadi 5.858 hingga penutupan tadi sore.

Nilai tukar rupiah menguat 0,14% menjadi Rp 14.785 di hadapan tiap dolar AS, tidak sejalan dengan posisi dolar AS yang justru menguat 0,07% menjadi 97,37.

Penguatan yang terjadi di pasar SBN domestik seiring dengan penguatan yang terjadi di China, India, Filipina, Rusia, dan Singapura, dan mengindikasikan aliran dana investor global sedang deras masuk ke pasar negara berkembang.

Foto: CNBC Indonesia

TIM RISET CNBC INDONESIA



(roy/roy) Next Article Sentimen Pekan Depan: Dari Harga Minyak Hingga AS Vs China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular