Mengekor Harga Minyak Mentah, Harga CPO Turun 6 Hari Beruntun

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
13 November 2018 14:20
Harga CPO kontrak Januari 2019 di Bursa  Malaysia terkoreks 0,34% ke MYR 2.017/ton pada perdagangan hari ini Selasa(13/11/2018), pukul 13.50 WIB
Foto: Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak Januari 2019 di Bursa Derivatif Malaysia terkoreks 0,34% ke MYR 2.017/ton pada perdagangan hari ini Selasa(13/11/2018), hingga pukul 13.50 WIB.

Dengan pergerakan itu, harga komoditas unggulan agrikultur Malaysia dan Indonesia ini sudah melemah sepanjang 6 hari beruntun, sekaligus makin terjerumus ke level terendahnya dalam lebih dari 3 tahun terakhir atau sejak awal September 2018.

BACA: Stok Malaysia Berlimpah, Harga CPO Drop 5 Hari Berturut-turut

Pelemahan harga CPO utamanya masih didorong oleh peningkatan stok minyak kelapa sawit, sekaligus pelemahan harga minyak mentah dunia.



Kemarin, Malaysian Palm Oil Board (MPOB) merilis bahwa stok minyak kelapa sawit Malaysia naik 7,6% secara bulanan (month-to-month/MtM) ke 2,72 juta ton pada Oktober. Meski masih lebih rendah dari survei Reuters yang mengestimasikan kenaikan sebesar 14,1% MtM, namun nampaknya stok sebesar itu masih dianggap cukup tinggi oleh pelaku pasar.

Secara historis, stok minyak kelapa sawit Negeri Jiran telah meningkat selama 5 bulan berturut-turut ke level tertingginya sejak Desember 2017.

Kenaikan stok tersebut didukung oleh peningkatan produksi minyak kelapa sawit sebesar 6% MtM ke 1,96 juta ton, serta realisasi ekspor yang turun 3% MtM ke 1,57 juta ton, masih mengutip data dari MPOB.

Selain itu, harga CPO juga terpengaruh oleh koreksi harga minyak mentah dunia. Hingga pukul 10.30 WIB hari ini, harga minyak masih mentah jenis light sweet yang menjadi acuan di Amerika Serikat (AS) terkoreksi 1% lebih.

Dengan pergerakan itu, harga light sweet melemah 12 hari berturut-turut, yang merupakan reli pelemahan harian terpanjang dalam sejarah. Harga minyak AS ini lantas meninggalkan level psikologis US$ 60/barel, terpuruk ke level terendahnya di tahun ini. 

Sentimen negatif utama yang membayangi pergerakan harga sang emas hitam datang dari rencana pengurangan pasokan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak yang mendapat kritik keras dari Presiden AS Donald Trump.

Penurunan harga minyak dunia memang cenderung menekan harga CPO. Biofuel merupakan salah satu substitusi utama bagi bahan bakar minyak (BBM). Saat harga minyak dunia anjlok, produksi biofuel menjadi kurang ekonomis. Hal ini lantas menjadi sentimen menurunnya permintaan CPO sebagai bahan baku biofuel.  

Meski demikian, pertumbuhan produksi CPO Malaysia yang diperkirakan flat pada bulan November sedikit memberikan dukungan bagi pergerakan harga CPO pada hari ini, seperti dikutip dari Reuters. Hal ini lantas membatasi pelemahan harga sang minyak nabati pada siang ini. 

(TIM RISET CNBC INDONESIA)

(RHG/gus) Next Article Senyum Bos CPO Kembali Lebar, Ada yang Bangkit Dari Kubur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular