
Rupiah Kembali loyo di Hadapan Dolar Australia
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
13 November 2018 09:57

Jakarta, CNBC Indonesia- Tren pelemahan kurs rupiah kembali berlanjut, kali ini di hadapan dolar Australia. Seperti halnya di hadapan dolar Singapura dan yuan China, pelemahan rupiah pun terjadi dalam 3 hari perdagangan beruntun. Aliran modal ke surat berharga pemerintah Australia, ditengarai jadi penyebab pelemahan tersebut.
Pada Selasa (13/11/2018) pukul 09:41 WIB, A$S 1 di pasar spot ditransaksikan Rp 10.703,28. Rupiah melemah 0,78% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Aliran modal dari investor nampaknya lebih memilih pasar keuangan Australia. Hal ini terlihat penjualan dari salah satu obligasi pemerintah Negeri Kangguru yang laris manis. Salah satu yang menjadi indikator yang dapat dijadikan penilaian adalah pergerakan yield atau imbal hasil.
Pagi ini, yield obligasi pemerintah Australia tenor 10 tahun turun ke level 2,709% dari sebelumnya 2,744%. Penurunan yield mencerminkan harga obligasi naik seiring tingginya permintaan di pasar.
Kondisi sebaliknya terjadi pada obligasi pemerintah Indonesia dengan tenor yang sama. Pergerakan yield naik ke level 8,245% dari sebelumnya 8,188%. Kenaikan ini mencerminkan harga obligasi yang turun seiring aksi investor yang melepas kepemilikannya. Aliran modal yang lebih memihak pasar keuangan Australia, ikut memberikan sentimen positif dolar Australia sehingga mampu menekan rupiah.
Sementara itu, harga jual dolar Australia bergerak ke level di atas Rp 10.800/AUD. Berikut data kurs dolar Australia di empat bank nasional terbesar hingga pukul 09:52 WIB:
Pada Selasa (13/11/2018) pukul 09:41 WIB, A$S 1 di pasar spot ditransaksikan Rp 10.703,28. Rupiah melemah 0,78% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Pagi ini, yield obligasi pemerintah Australia tenor 10 tahun turun ke level 2,709% dari sebelumnya 2,744%. Penurunan yield mencerminkan harga obligasi naik seiring tingginya permintaan di pasar.
Kondisi sebaliknya terjadi pada obligasi pemerintah Indonesia dengan tenor yang sama. Pergerakan yield naik ke level 8,245% dari sebelumnya 8,188%. Kenaikan ini mencerminkan harga obligasi yang turun seiring aksi investor yang melepas kepemilikannya. Aliran modal yang lebih memihak pasar keuangan Australia, ikut memberikan sentimen positif dolar Australia sehingga mampu menekan rupiah.
Sementara itu, harga jual dolar Australia bergerak ke level di atas Rp 10.800/AUD. Berikut data kurs dolar Australia di empat bank nasional terbesar hingga pukul 09:52 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 10.446,00 | Rp 10.824,00 |
Bank BNI | Rp 10.491,00 | Rp 10.781,00 |
Bank BRI | Rp 10.558,84 | Rp 10.749,09 |
Bank BCA | Rp 10.487,00 | Rp 10.767,00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(alf/alf) Next Article Kalah di Perdagangan, Rupiah Tertekan Lawan Dolar Australia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular