
Kalah di Perdagangan, Rupiah Tertekan Lawan Dolar Australia
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
03 July 2018 15:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah melemah terhadap dolar Australia pada perdagangan siang hari ini, didorong oleh ekspektasi kenaikan surplus perdagangan Australia.
Pada Selasa (03/07/2018) pukul 14:49 WIB, AUD1 dibanderol Rp 10.639,08. Rupiah melemah 0,85% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Pelemahan ini mendorong harga jual dolar Australia naik dan melampaui Rp 10.750. Berikut data perdagangan dolar Australia di beberapa bank nasional hingga pukul 14:20 WIB:
Kenaikan itu terjadi di tengah kabar positif surplus neraca perdagangan Australia pada Mei. Reuters memperkirakan surplus dagang Australia mencapai US$300 miliar.
Peningkatan surplus ini tidak lepas dari kenaikan komoditas bijih besi, batu bara dan gas alam. Ketiga komoditas ini menjadi ekspor andalan Negeri Kangguru.
Data Kementerian Perdagangan Australia 2016-2017 mencatat porsi ekspor ketiga komoditas itu mencapai 37,3% dari total ekspor nasional. Selama Mei 2018, harga bijih besi naik 15,33% ke US$84,47/ton, sementara batu bara naik 7,49% ke US$110,15/ton dan gas alam naik 5,35% ke US$2,952/mmbtu.
Alhasil, kenaikan ini menambah penerimaan devisa negara dan memunculkan ekpektasi kenaikan surplus perdagangan. Di sisi lain, Indonesia memikul defisit perdagangan dengan Australia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Mei 2018 menyebutkan nilai defisit tersebut sepanjang Januari-Mei 2018 mencapai US$1,06 miliar. Defisit ini membuat arus devisa keluar dari Indonesia jauh lebih besar ketimbang arus devisa yang masuk. Karenanya, dolar Australia pun memiliki energi fundamental untuk menguat terhadap rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Pada Selasa (03/07/2018) pukul 14:49 WIB, AUD1 dibanderol Rp 10.639,08. Rupiah melemah 0,85% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Pelemahan ini mendorong harga jual dolar Australia naik dan melampaui Rp 10.750. Berikut data perdagangan dolar Australia di beberapa bank nasional hingga pukul 14:20 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 10.401,00 | Rp 10.759,00 |
Bank BNI | Rp 10.467,00 | Rp 10.757,00 |
Bank BRI | Rp 10.510,22 | Rp 10.669,10 |
Bank BCA | Rp 10.424,00 | Rp 10.709,00 |
Data Kementerian Perdagangan Australia 2016-2017 mencatat porsi ekspor ketiga komoditas itu mencapai 37,3% dari total ekspor nasional. Selama Mei 2018, harga bijih besi naik 15,33% ke US$84,47/ton, sementara batu bara naik 7,49% ke US$110,15/ton dan gas alam naik 5,35% ke US$2,952/mmbtu.
Alhasil, kenaikan ini menambah penerimaan devisa negara dan memunculkan ekpektasi kenaikan surplus perdagangan. Di sisi lain, Indonesia memikul defisit perdagangan dengan Australia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Mei 2018 menyebutkan nilai defisit tersebut sepanjang Januari-Mei 2018 mencapai US$1,06 miliar. Defisit ini membuat arus devisa keluar dari Indonesia jauh lebih besar ketimbang arus devisa yang masuk. Karenanya, dolar Australia pun memiliki energi fundamental untuk menguat terhadap rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Most Popular