Harga Batu Bara Naik, Rupiah Melemah 0,41% terhadap AUD

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
12 July 2018 13:12
Rupiah melemah 0,41% terhadap dolar Australia pada siang hari ini, menjauhkan mata uang garuda dari posisi terkuatnya 20 Juni (10.258).
Foto: REUTERS/Thomas White
Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah bergerak melemah 0,41% terhadap dolar Australia pada perdagangan siang hari ini, menjauhkan mata uang garuda dari posisi terkuatnya pada 20 Juni 2018 di level 10.258. 

Pada Kamis (12/7/2018) pukul 12:44 WIB, AUD 1 dibanderol Rp 10.633,77. Jika dihitung dari 20 Juni, rupiah terdepresiasi 3,69% terhadap dolar Australia.
Rupiah Melemah 0,41% terhadap Dolar AustraliaSumber: Reuters

Akibat pelemahan hari ini, dolar Australia semakin mahal di empat bank utama nasional dengan bertengger di atas Rp 10.700/AUD. Berikut data perdagangan dolar Australia di beberapa bank nasional hingga pukul 12:20 WIB:

BankHarga BeliHarga Jual
Bank MandiriRp 10.392,00Rp 10.775,00
Bank BNIRp 10.476,00Rp 10.766,00
Bank BRIRp 10.560,97Rp 10.716,00
Bank BCARp 10.459,00Rp 10.746,00

Penguatan dolar Australia didorong oleh kenaikan harga komoditas batu bara global yang menyentuh rekor tertinggi sejak 2012. Harga batu bara ICE Newcastle kontrak berjangka diperdagangkan naik 0,38 % ke US$117,90/ton pada perdagangan Selasa.
 

Batu bara merupakan salah satu komoditas ekspor andalan Negeri Kangguru. Data Kementerian Perdagangan Australia tahun 2017 memperlihatkan porsi ekspor batu bara terhadap ekspor nasional mencapai 14,5%. 

Karenanya, kenaikan harga batu bara global membagikan berkah untuk Australia. Aliran pundi-pundi valas dipastikan menambah cadangan devisa negara tersebut.  

Di luar itu, investor memiliki referensi baru untuk mengukur positifnya prospek ekonomi Australia yang diperkirakan membaik pada kuartal II-2018. Pada kuartal I-2018 saja, produk domestik bruto (PDB) Australia tumbuh 3,1% secara tahunan (year-on-year/YoY).  

Pencapaian tersebut lebih baik dari periode sebelumnya yang hanya tumbuh 2,4%. Dukungan harga komoditas global khususnya batu bara yang sedang menanjak, bukan tidak mungkin menyokong pertumbuhan ekonomi.  

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Tiga Hari Tertekan, Rupiah Balik Libas Dolar Australia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular