Analisis Teknikal

Masih Dibayangi Sentimen Negatif, IHSG Berpotensi Terkoreksi

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
13 November 2018 08:12
Proyeksi IHSG dari Tim Riset CNBC Indonesia.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak turun dengan rentang pergerakannya berada di 5.813 hingga 5.716 pada hari ini, Selasa (13/11/2018). Kami mengidentifikasi kemungkinan tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal.

Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) mayoritas ditutup melemah, saham Apple yang terkoreksi cukup dalam, kenaikan dolar AS dan perang dagang yang belum menemui titik temu membebani pasar bursa. Indeks Dow Jones terkoreksi  2,32%, S&P 500 turun 1,97%, dan Nasdaq anjlok 2,78%.


Investor global cenderung beralih ke save haven salah satunya dolar AS, hal ini membuat khawatir pelaku pasar bursa AS karena ekspor AS akan kurang dapat bersaing terutama menyangkut perusahaan multinasional mereka. Indeks dolar mencapai level tertinggi 97,58, level, tertingginya sejak 23 Juni 2017. 

Dari dalam negeri, investor masih dibayangi rilis data Bank Indonesia (BI) mengenai Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal III-2018 yang mengalami defisit US$4,39 miliar, lebih dalam ketimbang kuartal sebelumnya yang juga minus US$4,31 miliar. Posisi ini adalah yang terendah sejak kuartal III-2015.

Sentimen yang memperberat IHSG lainnya adalah, aturan baru dari Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait dengan penghitungan bobot saham-saham penghuni dua indeks penting, yakni LQ45 dan IDX30.
Mulai Februari 2019, BEI akan menggunakan metode free float adjusted index untuk menentukan bobot dari setiap saham penghuni indeks LQ45 dan IDX30, dari yang sebelumnya menggunakan metode capitalization-weighted index.



Definisi yang digunakan BEI terkait dengan free float adalah total saham scriptless yang dimiliki oleh investor dengan kepemilikan kurang dari 5%. Akibat dari penerapan aturan ini adalah perubahan kontribusi saham-saham berkapitalisasi besar terhadap pembentukan indeks IDX30.

Lalu, bagaimana pergerakan IHSG hari ini? Tim Riset CNBC Indonesia menganalisis pola pergerakan IHSG dengan menggunakan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut.

Sumber: Revinitif
Awan hitam yang menyelimuti IHSG nampaknya belum akan berpindah, pola lilin hitam panjang (long black candle) kembali terbentuk, pola ini memberikan sinyal akan penurunan lanjutan.

Posisinya IHSG yang bergerak di bawah garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA 5), membuat IHSG masih dalam tren tekanan jangka pendek.

Menurut kami, kondisi wallstreet yang berguguran, ditambah dengan sinyal-sinyal pelemahan secara teknikal, berpotensi membuat IHSG terkoreksi.

T
IM RISET CNBC INDONESIA




(yam/prm) Next Article Lesu, IHSG Kayaknya Ditutup Merah Lagi Jelang Long Weekend

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular