Pengembang TOD di Lintasan LRT Cari Dana Rp 700 M Lewat Bursa

Monica Wareza, CNBC Indonesia
12 November 2018 17:12
Perusahaan ini merupakan pengembang properti yang mengedepankan konsep transit oriented development (TOD).
Foto: Pengunjung melihat salah satu maket LRT di pameran Indonesia Infrastruktur Week (IIW) 2018, Kemayoran, Jakarta (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Urban Jakarta Propertindo akan melepaskan sahamnya sebanyak 600 juta unit atau setara dengan porsi kepemilikan sebesar 16,85% dari total modal yang disetor dan ditempatkan melalui penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Perusahaan ini merupakan pengembang properti yang mengedepankan konsep transit oriented development (TOD).

Direktur Independen perusahaan Tri Rachaman Barata mengatakan saat ini perusahaan masih mengembagkan kawasan hunian berbasis TOD di Jabodetabek karena dekat akses transportasi dan sesuai dengan gaya hidup kaum urban saat ini.

"Bersamaan dengan penawaran umum ini perusahaan juga akan mengkonversi utang obligasi sebanyak-banyaknya 400 juta unit saham," kata Tri di Ritz Carlton Hotel, Jakarta, Senin (12/11).

Dengan melakukan konversi obligasi (mandate convertible bond/MCB), maka total saham yang dilepas ke publik mencapai 28,08%. Saham ini akan dilepas dengan kisaran harga Rp 1.000-Rp 1.250/saham.

Dengan demikian perusahaan diperkirakan akan memperoleh dana segar senilai Rp 600 miliar-Rp 750 miliar. Sebanyak 50% dana digunakan untuk mengakuisisi lahan untuk pengembangan proyeknya, 30% untuk kebutuhan belanja modal dan pengembangan, lalu 20% untuk modal kerja perusahaan.

Pada harga kisaran tersebut maka valuasi saham berdasarkan price to earning ratio (PER) pada kisaran 17 kali-20 kali.

Selain menerbitkan saham baru, perusahaan juga menerbitkan waran seri I sebanyak 840 juta dengan harga Rp 2.250-Rp 3.000/unit yang akan diberikan kepada pemegang saham publik. Periode pelaksanaan waran ini mulai pada 12 Juni 2019 sampai 10 Desember 2021.

Perusahaan bekerja sama dengan RHB Sekuritas Indonesia dan Sinarmas Sekuritas selaku penjamin pelaksana emisi efek.

Masa book building mulai dilaksanakan pada 9-19 November dan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ditargetkan bisa diperoleh pada 30 November 2018. Lalu masa penawaran umum akan dilaksanakan pada 4-6 Desember dan listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 Desember 2018.

Urban Jakarta saat ini memiliki empat proyek TOD yang berlokasi di lintasan jaringan LRT Jabodetabek yang bernilai mencapai Rp 10,2 triliun. Dua diantaranya merupakan kerja sama operasi (KSO) dengan PT Adhi Commuter Properti.

Perseroan memprediksi penjualan tahun depan bisa mencapai Rp 800 miliar tumbuh melejit dari prediksi Rp 250 miliar di tahun ini.

Pertumbuhan ini didorong oleh penjualan dari keempat tower apartemen yang dimiliki perusahaan, berlokasi di Bekasi, Ciracas dan Cikunir.

Deputi Direktur Keuangan Urban Jakarta Fajar Ariwinadi mengatakan tahun depan seluruh proyek perusahaan sudah mulai menghasilkan pendapatan sehingga pertumbuhan di 2019 akan lebih melejit dibanding 2018.

"Kalau tahun ini kan proyeknya baru satu yang menghasilkan, kalau tahun depan kan dari empat. Dari Gateway Park, Urban Signature, Urban Sky sama Urban Suit," kata Fajar.

Sementara, untuk laba tahun ini ditargetkan bisa mencapai Rp 240 miliar, tumbuh dari Rp 35 miliar di akhir Desember ini.

Tahun ini perusahaan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 300 miliar untuk pembangunan proyeknya. Sementara di tahun depan capex diperkirakan akan meningkat dikisaran Rp 300 miliar-Rp 500 miliar karena adanya pengembangan lahan baru.

Tahun ini dengan menggunakan dana hasil penawaran umum perusahaan akan membeli sejumlah lahan yang untuk pengembangan. Targetnya landbank di tahun ini bisa mencapai 14 hektar.

Fajar juga menyebutkan bahwa saat ini juga tengah mengembangkan proyek mall dan fasilitas pendukung lainnya di kawasan apartemen yang sedang dibangunnya. Targetnya, pada 2019 nanti pembangunan ini sudah rampung dan bisa memberikan kontribusi untuk pendapatan berulang (recurring income).

"Semua aset kami ini ada komersial areanya, itu yang akan jadi recurring income," imbuh dia.

(hps/hps) Next Article Go Public! OneMed Janjikan Bagi-bagi Dividen 25% dari Laba

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular