Setelah SGD & Yuan, Rupiah Ikut-Ikutan Keok di Hadapan AUD

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
09 November 2018 11:44
Setelah dolar Singapura dan Yuan, kurs rupiah ikut-ikutan melemah di hadapan dolar Australia.
Foto: REUTERS/Thomas White
Jakarta, CNBC Indonesia- Setelah dolar Singapura dan Yuan, kurs rupiah ikut-ikutan melemah di hadapan dolar Australia. Imbas proyeksi defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) di kuartal III-2018 yang jeblok, masih menjadi salah satu biang keroknya. 

Pada Jumat (9/11/2018) pukul 11:20 WIB, A$S 1 di pasar spot ditransaksikan Rp 10.599,36. Rupiah melemah 0,50% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. 

 

Imbas proyeksi CAD di kuartal III-2018 yang lebih dalam, menyebabkan rupiah kehilangan momen untuk menguat. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo sebelumnya telah memberikan tanda-tanda, jika CAD kuartal III-2018 akan lebih dalam dari periode sebelumnya. 

"Kan masih ada Juli sama Agustus 2018. Yang memang masih tinggi. Utamanya di Migas. Kemarin defisit besar di migas. Apakah B20, kenaikan harga BBM. Di Kuartal III-2018 masih wajar kalau di atas 3%. Tapi perkiraan kami di Kuartal III-2018 tidak akan lebih dari 3,5%," papar Perry di Gedung BI, Jumat (26/10/2018). 

CAD yang diperkirakan jeblok, menggambarkan arus valas yang keluar lebih banyak. Situasi tersebut menyebabkan rupiah kehilangan pijakan untuk menguat, sehingga loyo di hadapan mata uang global termasuk dolar Australia. 

Sementara itu, harga jual dolar Australia masih bertahan di bawah Rp 11.000/AUD. Berikut data kurs dolar Australia di empat bank nasional terbesar hingga pukul 11:36 WIB: 

BankHarga BeliHarga Jual
Bank MandiriRp 10.370,00Rp 10.745,00
Bank BNIRp 10.465,00Rp 10.755,00
Bank BRIRp 10.455,02Rp 10.647,02
Bank BCARp 10.431,00Rp 10.714,00
  
TIM RISET CNBC INDONESIA
(alf/alf) Next Article Kalah di Perdagangan, Rupiah Tertekan Lawan Dolar Australia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular