Dua Kata Buat Rupiah: Luar Biasa!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 November 2018 16:36
Dua Kata Buat Rupiah: Luar Biasa!
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Willy Kurniawan)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat signifikan. Dalam 2 hari perdagangan terakhir, performa rupiah memang luar biasa. 

Pada Rabu (7/11/2018), US$ 1 di pasar spot ditutup Rp 14.575. Rupiah menguat tajam 1,52% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya. Mata uang Tanah Air berada di posisi terkuat sejak 22 Agustus. 

Kala pembukaan pasar spot, rupiah berada di Rp 14.770/US$ atau menguat 0,2%. Artinya dalam sehari, rupiah menguat 195 poin. Dolar AS terpangkas nyaris 200 poin dalam 1 hari. Luar biasa. 


Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah sepanjang hari ini: 

 

Tidak hanya rupiah, berbagai mata uang Asia pun perkasa di hadapan dolar AS. Hanya yuan China yang masih melemah, itu pun sangat tipis. 

Seperti kemarin, rupiah menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di Asia. Tidak ada mata uang Benua Kuning lain yang menguat setajam rupiah. Menjadi raja Asia dalam 2 hari beruntun adalah pencapaian yang cukup impresif. 


Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang Asia pada pukul 16:12 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Penguatan rupiah cs di Asia menjadi wajar karena dolar AS memang sedang tertekan. Pada pukul 16:14 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah sampai 0,46%. 

Sentimen utama penekan dolar AS adalah pemilihan sela di Negeri Paman Sam. Partai Republik, pendukung Presiden Donald Trump, memang masih menguasai Senat. Hingga pukul 16:15 WIB, sudah ada 96 kursi yang terkonfirmasi dari 100 yang diperebutkan. Hasilnya Partai Republik mempertahankan dominasi dengan 51 kursi (51%) berbanding dengan Partai Demokrat 43 kursi (43%). Tidak ada perubahan, tidak ada kejutan. 

Namun di House of Representative, kemungkinan besar akan ada perubahan peta politik. Partai Demokrat yang selama 2 tahun ini praktis tanpa kekuatan, kini berpeluang besar menjadi penguasa di House. 

Dari 435 kursi yang diperebutkan, sudah 412 yang terkonfirmasi hingga pukul 16:15 WIB. Partai Demokrat mendominasi dengan 219 kursi (50,3%) sementara Grand Old Party memperoleh 193 kursi (44,4%). 

Partai Demokrat bisa menjadi penguasa di House sehingga tercipta kondisi gridlock (Partai Republik dan Partai Demokrat sama kuat) di parlemen AS. Dikhawatirkan akan ada perubahan arah kebijakan pemerintahan Trump, karena Partai Demokrat sebagai oposisi sudah memiliki kekuatan. 

Bisa jadi kondisi politik AS ke depan akan penuh kegaduhan. Kebijakan-kebijakan Trump kemungkinan akan terjegal di House sehingga menciptakan musuh utama bagi investor; ketidakpastian. 

Melihat musuh besar di depan mata, aliran modal pun 'terbang' meninggalkan AS dan hinggap ke berbagai penjuru. Asia menjadi salah satu tujuannya, termasuk Indonesia. 


(BERLANJUT KE HALAMAN 3)


Faktor lain yang ikut memberatkan langkah dolar AS adalah damai dagang AS-China. Wang Qishan, Wakil Presiden China, menegaskan bahwa Beijing siap berdiskusi dan bekerja dengan Washington untuk menyelesaikan friksi dagang.

“China dan AS tentu berharap ada peningkatan kerja sama ekonomi dan perdagangan. China siap berunding dengan AS atas kesepakatan bersama untuk menyelesaikan berbagai isu di bidang tersebut. Sikap negatif dan kemarahan bukanlah cara yang baik untuk menyelesaikan masalah, tidak bisa juga dengan membatasi diri. Itu hanya memperparah turbulensi di pasar global,” papar Wang dalam pidato di Singapura, dikutip dari South China Morning Post

Kemudian harga minyak juga suportif terhadap rupiah. Pada pukul 16:33 WIB, harga minyak jenis brent masih turun 0,21% sementara light sweet terkoreksi 0,39%.

Koreksi harga minyak bisa menjadi sentimen positif bagi rupiah, karena bisa mengurangi beban di neraca migas. Defisit neraca migas kerap kali menjadi biang kerok di neraca perdagangan dan transaksi berjalan (current account).

Di dalam negeri, investor sepertinya berpersepsi cadangan devisa Oktober 2018 akan membaik. Ini merupakan kabar gembira karena cadangan devisa terus turun sejak Februari.  

Artinya, tekanan terhadap rupiah sepertinya mulai berkurang sehingga Bank Indonesia (BI) tidak perlu lagi menggunakan cadangan devisa secara agresif. Rupiah yang mulai stabil memberi kepercayaan diri bagi investor untuk mengoleksi mata uang ini.   

Data cadangan devisa akan diumumkan hari ini, kemungkinan besar setelah pasar ditutup. Namun investor sudah memperkirakan ada kabar gembira. Semoga kabar ini menjadi kenyataan sehingga rupiah semakin perkasa. 



TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular