Selamat, Rupiah Rajai Asia!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 November 2018 16:44
Selamat, Rupiah Rajai Asia!
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat signifikan di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah terus perkasa hingga menguat di kisaran 1% di hadapan greenback dan menjadi raja di Asia. 

Pada Selasa (6/11/2018), US$ 1 ditutup di Rp 14.800. Rupiah menguat sampai 1,17% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Penguatan rupiah sudah bisa diprediksi sebelum pasar spot. Tanda-tanda apresiasi rupiah sudah terlihat di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF). 


Membuka perdagangan pasar spot dengan penguatan 0,17%. Seiring perjalanan pasar, rupiah semakin menggila. 


Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah sepanjang hari ini: 

 

Seperti rupiah, mata uang Asia pun menemukan kembali penguatannya pada sore ini. Padahal sepanjang hari dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama Benua Kuning, tetapi sekarang situasi mulai berbalik. 

Namun dengan penguatan di kisaran 1%, rupiah tetap menjadi yang terbaik di Asia. Posisi kedua ditempati peso Filpina tetapi dengan jarak yang cukup lebar. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Asia pada pukul 16:15 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Pelan tapi pasti, dolar AS kembali tertekan. Pada pukul 16:19 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) melemah 0,02%. 

Dolar AS memang sedang diliputi ketidakpastian. Investor memilih wait and see sebelum memutuskan untuk berinvestasi di mata uang ini.  

Pada Selasa waktu setempat, AS akan menghadapi pemilihan sela (mid term election). Ada kemungkinan Partai Demokrat akan menguasai Kongres, mengubah peta kekuatan politik AS. Namun Partai Republik akan terus 'mengawal' Presiden Donald Trump dengan kekuatan mayoritas di Senat. 

Goldman Sachs menyebutkan ada dua skenario ekstrem. Pertama adalah Partai Demokrat mengambil alih kekuatan mayoritas di Kongres dan Senat. Kedua, Partai Republik tetap mempertahankan dominasi di Kongres dan Senat. 

Skenario pertama akan berimbas ke ekspektasi pertumbuhan ekonomi AS yang lebih lambat, karena kebijakan ekspansif dari Presiden Trump akan mendapat blokade di parlemen. Imbal hasil (yield) obligasi AS akan turun seiring ekspektasi konsolidasi ekonomi dan pengurangan penerbitan obligasi sehingga dolar AS berpotensi melemah. 

Sementara skenario kedua diperkirakan membuat ekonomi AS tumbuh semakin kencang karena kebijakan Trump akan melenggang mulus tanpa hambatan berarti. Yield obligasi AS akan kembali menanjak dan dolar AS bakal terus menguat.  

Oleh karena itu, investor lebih memilih tidak mengambil risiko dan menunggu seperti apa perpolitikan AS nantinya. Sebab peta politik AS akan mempengaruhi kinerja ekonomi negara tersebut, khususnya nasib greenback


(BERLANJUT KE HALAMAN 3)


Faktor lain yang mendukung penguatan rupiah adalah koreksi harga minyak. Pada pukul 16:21 WIB, harga minyak jenis brent masih turun 0,38% sementara light sweet berkurang 0,29%. 

Koreksi harga minyak bisa menjadi sentimen positif bagi rupiah karena penurunan harga si emas hitam akan menurunkan biaya impor migas. Neraca migas yang defisit sangat dalam menjadi penyebab defisit yang terjadi di transaksi berjalan (current account) sehingga pasokan valas menjadi terbatas dan rupiah sulit menguat. 

Situasi di Asia juga sedang kondusif. Pertama, hubungan AS-China yang terus membaik. Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sepakat untuk bertemu di sela-sela KTT G20 di Buenos Aires (Argentina) akhir bulan ini. Diharapkan pembicaraan ini bisa melahirkan solusi untuk mengakhiri perang dagang Washington-Beijing. 

Tidak hanya di bidang perdagangan, kerja sama AS-China juga berlanjut di bidang pertahanan. Bulan lalu sedianya AS dan China akan bertemu untuk membahas isu-isu perdagangan, tetapi batal karena salah satunya akibat tensi perang dagang yang meninggi. 

Sekarang dengan meredanya ketegangan dagang, pembicaraan pertahanan pun siap dimulai kembali. Kementerian Pertahanan AS dalam keterangan tertulisnya menyatakan pertemuan ini akan dihadiri oleh Mike Pompeo (Menteri Luar Negeri AS), Jim Mattis (Menteri Pertahanan AS), Yang Jiechi (Anggota Politbiro Partai Komunis China), dan Wei Fenghe (Menteri Pertahanan China). 

Kedua, Pompeo juga dijadwalkan akan bertemu dengan pejabat Korea Utara di New York pada Kamis waktu setempat. Menurut keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri AS, Pompeo akan melakukan pembicaraan dengan Kim Yong Chol, Penasihat Senior Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. 

"Pertemuan ini akan membahas perkembangan pelaksanaan hasil pertemuan kedua pemimpin negara di Singapura beberapa waktu lalu. Termasuk mencapai denuklirisasi secara final," sebut pernyataan itu. 

Aura damai di China dan Semenanjung Korea ini membuat pelaku pasar berbunga-bunga dan semakin berani mengambil risiko. Dolar AS kian ditinggalkan dan Asia menerima berkahnya, termasuk Indonesia.

Di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 1,06 triliun sehingga membantu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,06% setelah nyaris sepanjang hari terjebak di zona merah. Sedangkan di pasar obligasi, lelang hari ini berlangsung semarak. Penawaran yang masuk mencapai Rp 59,48 triliun, tertinggi sejak Januari 2018.


Derasnya arus modal yang masuk ke pasar keuangan Indonesia menyebabkan rupiah menguat. Tidak sembarang menguat, tapi menjadi yang terbaik di Asia.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular