
Selamat, Rupiah Rajai Asia!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 November 2018 16:44

Faktor lain yang mendukung penguatan rupiah adalah koreksi harga minyak. Pada pukul 16:21 WIB, harga minyak jenis brent masih turun 0,38% sementara light sweet berkurang 0,29%.
Koreksi harga minyak bisa menjadi sentimen positif bagi rupiah karena penurunan harga si emas hitam akan menurunkan biaya impor migas. Neraca migas yang defisit sangat dalam menjadi penyebab defisit yang terjadi di transaksi berjalan (current account) sehingga pasokan valas menjadi terbatas dan rupiah sulit menguat.
Situasi di Asia juga sedang kondusif. Pertama, hubungan AS-China yang terus membaik. Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sepakat untuk bertemu di sela-sela KTT G20 di Buenos Aires (Argentina) akhir bulan ini. Diharapkan pembicaraan ini bisa melahirkan solusi untuk mengakhiri perang dagang Washington-Beijing.
Tidak hanya di bidang perdagangan, kerja sama AS-China juga berlanjut di bidang pertahanan. Bulan lalu sedianya AS dan China akan bertemu untuk membahas isu-isu perdagangan, tetapi batal karena salah satunya akibat tensi perang dagang yang meninggi.
Sekarang dengan meredanya ketegangan dagang, pembicaraan pertahanan pun siap dimulai kembali. Kementerian Pertahanan AS dalam keterangan tertulisnya menyatakan pertemuan ini akan dihadiri oleh Mike Pompeo (Menteri Luar Negeri AS), Jim Mattis (Menteri Pertahanan AS), Yang Jiechi (Anggota Politbiro Partai Komunis China), dan Wei Fenghe (Menteri Pertahanan China).
Kedua, Pompeo juga dijadwalkan akan bertemu dengan pejabat Korea Utara di New York pada Kamis waktu setempat. Menurut keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri AS, Pompeo akan melakukan pembicaraan dengan Kim Yong Chol, Penasihat Senior Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
"Pertemuan ini akan membahas perkembangan pelaksanaan hasil pertemuan kedua pemimpin negara di Singapura beberapa waktu lalu. Termasuk mencapai denuklirisasi secara final," sebut pernyataan itu.
Aura damai di China dan Semenanjung Korea ini membuat pelaku pasar berbunga-bunga dan semakin berani mengambil risiko. Dolar AS kian ditinggalkan dan Asia menerima berkahnya, termasuk Indonesia.
Di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 1,06 triliun sehingga membantu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,06% setelah nyaris sepanjang hari terjebak di zona merah. Sedangkan di pasar obligasi, lelang hari ini berlangsung semarak. Penawaran yang masuk mencapai Rp 59,48 triliun, tertinggi sejak Januari 2018.
Derasnya arus modal yang masuk ke pasar keuangan Indonesia menyebabkan rupiah menguat. Tidak sembarang menguat, tapi menjadi yang terbaik di Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Koreksi harga minyak bisa menjadi sentimen positif bagi rupiah karena penurunan harga si emas hitam akan menurunkan biaya impor migas. Neraca migas yang defisit sangat dalam menjadi penyebab defisit yang terjadi di transaksi berjalan (current account) sehingga pasokan valas menjadi terbatas dan rupiah sulit menguat.
Situasi di Asia juga sedang kondusif. Pertama, hubungan AS-China yang terus membaik. Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sepakat untuk bertemu di sela-sela KTT G20 di Buenos Aires (Argentina) akhir bulan ini. Diharapkan pembicaraan ini bisa melahirkan solusi untuk mengakhiri perang dagang Washington-Beijing.
Sekarang dengan meredanya ketegangan dagang, pembicaraan pertahanan pun siap dimulai kembali. Kementerian Pertahanan AS dalam keterangan tertulisnya menyatakan pertemuan ini akan dihadiri oleh Mike Pompeo (Menteri Luar Negeri AS), Jim Mattis (Menteri Pertahanan AS), Yang Jiechi (Anggota Politbiro Partai Komunis China), dan Wei Fenghe (Menteri Pertahanan China).
Kedua, Pompeo juga dijadwalkan akan bertemu dengan pejabat Korea Utara di New York pada Kamis waktu setempat. Menurut keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri AS, Pompeo akan melakukan pembicaraan dengan Kim Yong Chol, Penasihat Senior Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
"Pertemuan ini akan membahas perkembangan pelaksanaan hasil pertemuan kedua pemimpin negara di Singapura beberapa waktu lalu. Termasuk mencapai denuklirisasi secara final," sebut pernyataan itu.
Aura damai di China dan Semenanjung Korea ini membuat pelaku pasar berbunga-bunga dan semakin berani mengambil risiko. Dolar AS kian ditinggalkan dan Asia menerima berkahnya, termasuk Indonesia.
Di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 1,06 triliun sehingga membantu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,06% setelah nyaris sepanjang hari terjebak di zona merah. Sedangkan di pasar obligasi, lelang hari ini berlangsung semarak. Penawaran yang masuk mencapai Rp 59,48 triliun, tertinggi sejak Januari 2018.
Derasnya arus modal yang masuk ke pasar keuangan Indonesia menyebabkan rupiah menguat. Tidak sembarang menguat, tapi menjadi yang terbaik di Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular