
Permintaan Lelang Obligasi Tembus Rekor, Nilainya Rp 72,46 T
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
06 November 2018 16:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berhasil mendapatkan permintaan yang ramai dalam lelang obligasi rupiah pemerintah hari ini, yaitu Rp 59,48 triliun.
Nilai tersebut lebih tinggi daripada prediksi pelaku pasar surat berharga negara (SBN) Rp 40 triliun-Rp 55 triliun, dari permintaan dalam lelang terakhir Rp 47,55 triliun, dan lebih tinggi daripada rerata permintaan lelang sejak awal tahun Rp 41,6 triliun.
Angka permintaan tersebut juga menjadi yang tertinggi sejak Januari 2018, ketika permintaan dalam lelang mencapai Rp 72,46 triliun.
(Rp miliar)
Sumber: Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu
Karena nilai penawaran yang ramai, dalam lelang tersebut pemerintah pun memiliki nilai tawar yang tinggi yang tercermin dari tingkat imbal hasil (yield) tertimbang yang dimenangkan.
Dari enam seri, empat yield di antaranya berada di bawah prediksi pelaku pasar sehingga mengindikasikan yield yang sangat rendah sehingga diskon harga yang diberikan kepada peserta lelang tidak terlalu besar. Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Empat seri dengan rerata yield dimenangkan tertimbang rendah tersebut adalah SPN12191107, FR0077, FR0078, dan FR0065. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Selain karena permintaan yang membludak, suksesnya lelang hari ini bagi pemerintah juga diawali dengan reli harga yang terjadi sepekan terakhir.
Sumber: Diolah
Lelang hari ini diperkuat oleh latar belakang kondisi pasar sekunder yang menguat tipis hingga sore, padahal tadi pagi koreksi masih membayangi. Kondisi pasar biasanya dilihat dari cerminan yield empat seri acuan.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun. Penguatan terjadi pada pada dua seri acuan yaitu 5 tahun dan 15 tahun, dengan penurunan yield 1 basis poin (bps) dan 3 bps menjadi 8,14% dan 8,6%.
Dua acuan lain masih mengalami koreksi harga yaitu 10 tahun dan 20 tahun dengan kenaikan yield 1 bps dan 2 bps menjadi 8,34% dan 8,76%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/roy) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%
Nilai tersebut lebih tinggi daripada prediksi pelaku pasar surat berharga negara (SBN) Rp 40 triliun-Rp 55 triliun, dari permintaan dalam lelang terakhir Rp 47,55 triliun, dan lebih tinggi daripada rerata permintaan lelang sejak awal tahun Rp 41,6 triliun.
Angka permintaan tersebut juga menjadi yang tertinggi sejak Januari 2018, ketika permintaan dalam lelang mencapai Rp 72,46 triliun.
Hasil Lelang Surat Berharga Negara (SBN) | ||||||
6-Nov-18 | SPN03190207 | SPN12191107 | FR0077 | FR0078 | FR0065 | FR0075 |
Jatuh tempo | 7-Feb-19 | 7-Nov-19 | 15-May-24 | 15-May-29 | 15-May-33 | 15-May-38 |
Kupon imbal hasil | Diskonto | Diskonto | 8.125% | 8.25% | 6.625% | 7.50% |
Yield rerata tertimbang | 5.760% | 6.000% | 8.147% | 8.249% | 8.490% | 8.740% |
Penawaran masuk | 3,800 | 9,960 | 15,078 | 16,637 | 8,671 | 5,337 |
Penawaran dimenangkan | 1,000 | 1,000 | 4,950 | 5,950 | 5,350 | 1,750 |
Kompetitif dimenangkan | 500 | 500 | 3,465 | 4,165 | 3,803 | 1,225 |
Persentase kmpttf thd dimenangkan | 50% | 50% | 70% | 70% | 71% | 70% |
Target indikatif | 10,000 | |||||
Target maksimal | 20,000 | |||||
Total penawaran masuk | 59,484 | |||||
Penerbitan | 20,000 | |||||
Rerata penawaran 2018 | 41,304 | |||||
Rerata penerbitan 2018 | 16,877 |
Sumber: Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu
Karena nilai penawaran yang ramai, dalam lelang tersebut pemerintah pun memiliki nilai tawar yang tinggi yang tercermin dari tingkat imbal hasil (yield) tertimbang yang dimenangkan.
Dari enam seri, empat yield di antaranya berada di bawah prediksi pelaku pasar sehingga mengindikasikan yield yang sangat rendah sehingga diskon harga yang diberikan kepada peserta lelang tidak terlalu besar. Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Empat seri dengan rerata yield dimenangkan tertimbang rendah tersebut adalah SPN12191107, FR0077, FR0078, dan FR0065. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Selain karena permintaan yang membludak, suksesnya lelang hari ini bagi pemerintah juga diawali dengan reli harga yang terjadi sepekan terakhir.
Seri SBN | Mandiri Sekuritas | MNC Sekuritas | Realisasi Lelang |
SPN03190207 | 5.84% (5.79% - 5.89%) | 5.75% - 5.84% | 5.760% |
SPN12191107 | 6.54% (6.49% - 6.59%) | 6.34% - 6.43% | 6.000% |
FR0077 | 8.26% (8.21% - 8.31%) | 8.15% - 8.25% | 8.147% |
FR0078 | 8.4% (8.35% - 8.45%) | 8.31% - 8.4% | 8.249% |
FR0065 | 8.69% (8.84% - 8.93%) | 8.53% - 8.62% | 8.490% |
FR0075 | 8.81% (8.76% - 8.86%) | 8.71% - 8.81% | 8.740% |
Permintaan | Rp 43 triliun-Rp 48 triliun | Rp 40 triliun-Rp 55 triliun | Rp 59,484 triliun |
Lelang hari ini diperkuat oleh latar belakang kondisi pasar sekunder yang menguat tipis hingga sore, padahal tadi pagi koreksi masih membayangi. Kondisi pasar biasanya dilihat dari cerminan yield empat seri acuan.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun. Penguatan terjadi pada pada dua seri acuan yaitu 5 tahun dan 15 tahun, dengan penurunan yield 1 basis poin (bps) dan 3 bps menjadi 8,14% dan 8,6%.
Dua acuan lain masih mengalami koreksi harga yaitu 10 tahun dan 20 tahun dengan kenaikan yield 1 bps dan 2 bps menjadi 8,34% dan 8,76%.
Yield Obligasi Negara Acuan 6 Nov 2018 | ||||
Seri | Benchmark | Yield 5 Nov 2018 (%) | Yield 6 Nov 2018 (%) | Selisih (basis poin) |
FR0063 | 5 tahun | 8.156 | 8.146 | -1.00 |
FR0064 | 10 tahun | 8.335 | 8.349 | 1.40 |
FR0065 | 15 tahun | 8.639 | 8.605 | -3.40 |
FR0075 | 20 tahun | 8.741 | 8.768 | 2.70 |
Avg movement | -0.07 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/roy) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%
Most Popular