
Selamat, Rupiah Rajai Asia!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 November 2018 16:44

Pelan tapi pasti, dolar AS kembali tertekan. Pada pukul 16:19 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) melemah 0,02%.
Dolar AS memang sedang diliputi ketidakpastian. Investor memilih wait and see sebelum memutuskan untuk berinvestasi di mata uang ini.
Pada Selasa waktu setempat, AS akan menghadapi pemilihan sela (mid term election). Ada kemungkinan Partai Demokrat akan menguasai Kongres, mengubah peta kekuatan politik AS. Namun Partai Republik akan terus 'mengawal' Presiden Donald Trump dengan kekuatan mayoritas di Senat.
Goldman Sachs menyebutkan ada dua skenario ekstrem. Pertama adalah Partai Demokrat mengambil alih kekuatan mayoritas di Kongres dan Senat. Kedua, Partai Republik tetap mempertahankan dominasi di Kongres dan Senat.
Skenario pertama akan berimbas ke ekspektasi pertumbuhan ekonomi AS yang lebih lambat, karena kebijakan ekspansif dari Presiden Trump akan mendapat blokade di parlemen. Imbal hasil (yield) obligasi AS akan turun seiring ekspektasi konsolidasi ekonomi dan pengurangan penerbitan obligasi sehingga dolar AS berpotensi melemah.
Sementara skenario kedua diperkirakan membuat ekonomi AS tumbuh semakin kencang karena kebijakan Trump akan melenggang mulus tanpa hambatan berarti. Yield obligasi AS akan kembali menanjak dan dolar AS bakal terus menguat.
Oleh karena itu, investor lebih memilih tidak mengambil risiko dan menunggu seperti apa perpolitikan AS nantinya. Sebab peta politik AS akan mempengaruhi kinerja ekonomi negara tersebut, khususnya nasib greenback.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Dolar AS memang sedang diliputi ketidakpastian. Investor memilih wait and see sebelum memutuskan untuk berinvestasi di mata uang ini.
Pada Selasa waktu setempat, AS akan menghadapi pemilihan sela (mid term election). Ada kemungkinan Partai Demokrat akan menguasai Kongres, mengubah peta kekuatan politik AS. Namun Partai Republik akan terus 'mengawal' Presiden Donald Trump dengan kekuatan mayoritas di Senat.
Skenario pertama akan berimbas ke ekspektasi pertumbuhan ekonomi AS yang lebih lambat, karena kebijakan ekspansif dari Presiden Trump akan mendapat blokade di parlemen. Imbal hasil (yield) obligasi AS akan turun seiring ekspektasi konsolidasi ekonomi dan pengurangan penerbitan obligasi sehingga dolar AS berpotensi melemah.
Sementara skenario kedua diperkirakan membuat ekonomi AS tumbuh semakin kencang karena kebijakan Trump akan melenggang mulus tanpa hambatan berarti. Yield obligasi AS akan kembali menanjak dan dolar AS bakal terus menguat.
Oleh karena itu, investor lebih memilih tidak mengambil risiko dan menunggu seperti apa perpolitikan AS nantinya. Sebab peta politik AS akan mempengaruhi kinerja ekonomi negara tersebut, khususnya nasib greenback.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Next Page
Arus Modal Masuk Perkuat Rupiah
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular