Permintaan Lesu Tapi Harga Saham Properti Menguat, Kenapa?

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
07 November 2018 14:35
Harga saham emiten properti sudah naik di atas 1%
Foto: Seorang pekerja pembuat maket properti gedung di Architeka Raya Studio Tangerang Selatan (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bergerak fluktuatif hingga ditutup melemah 0,25% pada perdagangan sesi I hari ini ke level 5.909,39 poin.

Namun, saham-saham dari emiten properti masih mengurangi tekanan pelemahan bagi pergerakan IHSG hari ini.

Saham-saham milik PT Sentul City Tbk (BKSL), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) terus menguat.

Hingga pukul 14:05 WIB, saham BKSL melonjak 9,18% ke level Rp 107/saham. Lalu saham CTRA (+7,14%), APLN (+5,67%), BSDE (+5,17%) dan saham SMRA (+0,79%).

Analis dari Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan sektor ini selalu diuntungkan apabila mata uang rupiah mengalami penguatan terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS).

Sektor properti banyak dipengaruhi oleh kegiatan investasi maupun spekulasi. Dengan penguatan rupiah, maka investasi di sektor properti kembali menarik perhatian investor.

"Kedua dari adanya inflow investor asing sejak akhir bulan September pada saham-saham sektor ini. Kemudian dari kedua hal di atas, munculah pola-pola teknikal yang membuat breakout sehingga menjadi layak beli oleh pelaku pasar," ujar William kepada CNBC Indonesia, Rabu (7/11/18).

Dalam risetnya, menariknya investasi di sektor properti dilihat dari rupiah yang melemah 10% secara year to date/Ytd, sehingga bila harga properti naik 10% maka kenaikan dalam dolar AS adalah nol (0).

Sementara itu analis dari Binaartha Sekuritas Nafan Aji menambahkan penguatan mata uang rupiah terhadap dolar AS yang masih terbuka lebar, tentunya harapan penguatan di sektor ini akan terus terjadi.

Bahkan, hingga akhir bulan penguatan saham dri sektor ini masih terus berlanjut didorong oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yang belum berencana untuk menaikan suku bunga acuannya di bulan ini.

"Emiten-emiten yang basisnya bergantung pada dolar AS, maka ini bisa menjadi katalis positif. Di sisi lain suku bunga acuan The Fed tidak naik hingga November ini," tambahnya.



(roy) Next Article IHSG Merah, Diam-Diam Harga Saham Emiten Properti Malah Naik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular